Tentu kita sangat familiar dengan kisah Iblis yang menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s. Kisah itu dimuat di dalam al-Qur’an secara berulang-ulang, pertanda bahwa itu adalah peristiwa yang sangat penting. Mari kita tengok bagaimana al-Qur’an menceritakan kisah tersebut:
“Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. QS. 2:34
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami
katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka
mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang
bersujud. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya
lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau
ciptakan dari tanah". QS. 7:11-12
“Dan
sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin
sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan
ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka
bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia
enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. Allah berfirman:
"Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang
sujud itu?" Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud
kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". QS. 15: 26-33
“Dan
(ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata:
"Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"
QS. 17:61
Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari
golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu
mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku,
sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah)
bagi orang-orang yang dzalim. QS. 18:50
“Dan
(ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang. QS. 20:116
(Ingatlah)
ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan
kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu
tersungkur dengan bersujud kepadanya". Lalu seluruh malaikat itu bersujud
semuanya kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk
orang-orang yang kafir. Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang
menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.
Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang
(lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya,
karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari
tanah". QS. 38:71-76
Jika kita
perhatikan dengan seksama kisah tidak mau sujudnya Iblis kepada Adam maka dapat
disimpulkan bahwa hal itu DIKARENAKAN IBLIS MENUHANKAN AKALNYA alias LOGIKAnya.
Logika Iblis mengatakan bahwa bahan baku api (yang darinya Iblis diciptakan)
itu lebih mulia dan lebih terhormat daripada bahan baku tanah liat (yang
darinya Adam diciptakan). Padahal dalam pandangan Allah tidaklah begitu. Alloh
sama sekali tidak memandang bahwa tanah liat itu lebih hina daripada api dan
tidak memandang bahwa api itu lebih mulia daripada tanah liat.
Dalam
pandangan Alloh, orang yang paling mulia adalah mereka yang paling bertakwa. Perhatikan
ayat berikut:
“Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” QS. 49:13
Inilah yang
terjadi jika kita terlalu menuhankan akal kita. Kita pun akan terperosok ke
dalam kesesatan sebagaimana Iblis yang tersesat karena menuhankan akal. Padahal
hanya Allah sajalah yang patut untuk dituhankan. Karena Iblis menuhankan akal,
maka ia berani menentang perintah Allah yang tidak sesuai dengan akal atau
logika berpikirnya. Logika Iblis berkata, “Masak api disuruh sujud sama tanah
liat? Yang bener saja man!” begitulah kira-kira rasio Iblis.
Dan ternyata
di dunia ini ada juga orang yang mengikuti langkah-langkah Iblis, yakni
menuhankan akal. Mereka enggan melakukan perintah-perintah Allah, meskipun
bunyi ayatnya JELAS sebuah perintah. Misalnya, di banyak ayat Allah jelas dan
tegas menyuruh hamba-hambanya untuk mendirikan sholat, namun mereka justru
menolak karena menuhankan akal mereka dengan mengatakan, “Masak sholat kok
nungging begitu, makanya tidak bisa mencegah dari kemungkaran.”
Inilah
bahayanya jika kita menuhankan akal kita. Mestinya perintah Allah harus diletakkan
lebih tinggi daripada akal. Itulah agama Islam. Kata Islam sendiri mengandung
arti “pasrah”. Selama kita tidak mau pasrah kepada Allah maka selamanya kita
tidak akan bisa merasakan indahnya beragama Islam.
Memang dalam
al-Qur’an terdapat sekian ayat yang menegaskan agar kita menggunakan akal kita
untuk berpikir. Namun bukan berarti kita disuruh menuhankan akal kita. Bahkan
malaikat sendiri pun hampir-hampir saja menuhankan akal mereka. Ketika Allah
berfirman kepada malaikat akan menciptakan khalifah di atas bumi, para malaikat
berkata dengan logika mereka: “Apakah Engkau hendak menciptakan makhluk yang
akan merusak bumi dan menumpahkan darah di sana? Padahal kami senantiasa
bertasbih dan memuji-Mu?” Namun ketika mendapatkan jawaban dari Allah, “Aku
lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Malaikat pun tersadar dan
berkata, "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Berikut kutipan lengkap ayat tersebut:
“Dan Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Dan Dia mengajarkan kepada
Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu memang orang-orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” QS.
2:30-32
Semoga kita
semua terhindar dari perilaku menuhankan akal. Menggunakan akal wajib hukumnya,
namun jangan sampai berlebihan. Karena tidak semua hal bisa dicerna oleh akal. APALAGI
MENGELIMINIR WAHYU ALLAH DENGAN AKAL. Sungguh akal manusia sangat terbatas.
Tidak pantas bagi kita sombong menolak perintah Allah dengan keterbatasan akal
itu. Semoga yg masih menuhankan akal segera tersadar. Amin…
+ Komentar + 10 Komentar
sepakat...I like it...ulasan yg menggugah...Allaahu Akbar...
orang islam harus pintar, dengan akal orang islam bisa berfikir dan menjadi pintar karena harus belajar namun pintar yang dikehendaki Allah. itulah kelebihan manusia punya akal oleh Allah agar berfikir untuk memikirkan tentang kekuasaan Allah robbul alamin ...
kita gunakan akal yang diberikan oleh Allah. Karena kalau akal sehat dan normal pasti akan percaya akan kekuasaan Allah. Tidak inkar. Dalam perjalanannya (kehidupan) kita berpegang pada Petunjuk Allah (Al Quran) yang disampaiakan melalui Nabi Muhammad SAW. Insya Allah orang yang beriman selalu diberi petunjuk/keyakinan yang benar. Harnowo.
Sehingga maksudnya tidak menuhankan akal itu sama dengan tidak menggunakan. Menafsirkan makna islam adalah pasrah menurut admin. Tapi bukannya admin membuat klaim seperti ini dengan akal ya???
Disuruh sujud kepada adam setelah ditiupkan ruh Allah. Jadi sujud pada adam sama dengan sujud pada Allah. Iblis hanya melihat fisik adam yang hanya terbuat dari tanah. Malaikat melihat ruh adam yang langsung dari Allah. Itu bedanya.
Adam hanya melihat fisik adam yang hanya terbuat dari tanah sedangkan malaikat melihat ruh adam yang berasal dari Allah. Jadi sebenarnya sujud kepada adam sama dengan sujud kepada Allah.
Bagus sekali ini artikelnya, langsung mengambil contoh dari ayat Al'quran. Sangat menyentuh. Jazakallah
Maturnuwun atas komentarnya.
Sandiwara hidup
Bicara hakekat nih nyimak ahhh
Posting Komentar
Anda merasa mendapatkan KEBAIKAN dari postingan ini? SILAHKAN BERKOMENTAR secara santun, bijak, dan tidak menghakimi. TERIMAKASIH telah sudi meninggalkan komentar di sini. Semoga hidup Anda bermakna. amin...