Terjemahkan Blog Ini

Headlines News :
Home » , , , » Benarkah Hadits Tidak ditulis pada Zaman Nabi?

Benarkah Hadits Tidak ditulis pada Zaman Nabi?

Written By Guru GO on 06 Maret 2012 | 21.40



Kebanyakan orang Ingkar Sunnah selalu memakai dalil dalam rangka menolak keberadaan hadits  dengan menyatakan bahwa Rasulullah  melarang penulisan hadits. Jadi siapa yang masih berpegang pada hadits berarti berkhianat pada Rasulullah SAW. Hadits pelarang yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:
مسند أحمد - عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَكْتُبُوا عَنِّي شَيْئًا سِوَى الْقُرْآنِ وَمَنْ كَتَبَ شَيْئًا سِوَى الْقُرْآنِ فَلْيَمْحُهُ.
Dari Abu Sa’id ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian menulis sesuatu dariku selain al-Qur’an. Siapa yang menulis sesuatu dariku  selain al-Qur’an maka hendaklah ia menghapusnya.” (Musnad Ahmad Juz 22 Halaman 208 Nomor 10663)
Memang hadits ini menceritakan tentang larangan Rasulullah SAW terhadap penulisan kalimat yang keluar dari mulut beliau selain al-Qur’an. Namun dalam riwayat lain justru Rasulullah menyuruh kepada Abdullah bin Amr bin al-Ash untuk menulis apa saja yang keluar dari mulut beliau:
سنن أبى داود - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ كُنْتُ أَكْتُبُ كُلَّ شَيْءٍ أَسْمَعُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرِيدُ حِفْظَهُ فَنَهَتْنِي قُرَيْشٌ وَقَالُوا أَتَكْتُبُ كُلَّ شَيْءٍ تَسْمَعُهُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَشَرٌ يَتَكَلَّمُ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا فَأَمْسَكْتُ عَنْ الْكِتَابِ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَوْمَأَ بِأُصْبُعِهِ إِلَى فِيهِ فَقَالَ اكْتُبْ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ
Dari ‘Abdillah bin ‘Amr ia berkata: Aku menulis semua yang kudengar dari Rasulullah SAW untuk kuhafalkan lalu orang-orang Quraisy mencelaku dan mereka berkata: Apakah kamu menulis semua yang kamu dengar dari Rasulullah SAW? Padahal ia adalah manusia biasa yang berbicara dalam keadaan marah dan keadaan gembira? Maka aku pun berhenti menulis hingga aku menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah SAW. Maka beliau memberi isyarat dengan jari tangan ke mulut beliau sambil bersabda: “Tulislah! Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak keluar dari mulutku ini kecuali sesuatu yang benar.” (Sunan Abu Daud Juz 10 Halaman 55 Nomor 3161).
Hadits ini jelas menunjukkan bahwa Rasulullah menyuruh kepada ‘Abdullah bin ‘Amr agar menulis apa saja yang keluar dari mulut beliau. Menurut Dr. Izzuddin Husain as-Syekh, hadits ini juga menasakh atau membatalkan hadits pertama yang melarang menulis hadits. (Dr. Izzuddin Husain as-Syekh, Menyikapi Hadits-Hadits yang Saling Bertentangan”, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004), hal. 114-116.
Nabi Saw. mengizinkan Abdullah bin Amr bin Ash menulis hadits karena ia telah bisa membaca dan menulis. Naskah Abdullah bin Amr dinamai Shahifah Shadiqah /Buku yang benar karena ditulis langsung dari Nabi Saw. Naskah ini berisi sebanyak 1000 hadis dan dihafal serta dipelihara oleh keluarganya sepeninggal penulisnya. Cucunya yang bernama ‘Amr bin Syu’aib meriwayatkan hadis-hadis tersebut sebanyak 500 hadis.
Bila naskah Shadiqah tidak sampai kepada kita menurut bentuk aslinya maka dapatlah kita temukan secara kutipan pada kitab Musnad Ahmad, Sunan Abu Dawud, Sunan An-Nasa’I, Sunan At-Tirmuzi dan Sunan Ibnu Majah.
Ibnu Taimiyah mengatakan: “Pada awalnya memang dilarang menulis hadits, akan tetapi setelah hadits-hadits Nabi SAW itu sangat banyak dan perlu dijaga dengan ditulis. Saat itu kekhawatiran hadits-hadits Nabi SAW itu akan bercampur baur dengan ayat-ayat al-Qur’an dan ucapan manusia biasa sudah dapat dijamin keterpeliharaannya. Terutama setelah turun ayat 9 Surah al-Hijr: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” Maka dibolehkanlah menulis hadits. Keperluan menulis hadits juga dilakukan dalam rangka menjaga adanya upaya pemalsuan hadits.
Share this post :

+ Komentar + 1 Komentar

Anonim
26 Mei 2012 pukul 17.19

betapa kamu tidak menggunakan akalmu!!!
10/35 apakah kamu menentukan hukum kepada manusia yg seharusnya diberi petunjuk, bagaimana kamu ini menentukan hukum, yang haq dari Allah, yang dari Allah adl Al-Quran. ngerti nggak sih ?!?!?!?!

aneh kamu itu...

ingatlah jika tidak kamu hentikan, perilakumu ini, Allah akan menimpakan sebagian dari dosa-dosamu

apa kau tidak paham dg kata musrik
musrik itu artinya tandingan Allah tidak mau/tdk suka/ benci jika diserikatkan tp kamu malah mensejajarkan hukum Allah dg hadist (yg kamu katakan dsari nabi) yg jelas dari nabi Adalah Al-Quran laa roibafih (tdk ada keraguan didalamnya)

atau kamu memang sengaja mau mengacak-acak agama Allah...

kalo gitu kita tdk ada urusan lagi, krn Allah perintahkan hukumnya ada pada Allah..

Posting Komentar

Anda merasa mendapatkan KEBAIKAN dari postingan ini? SILAHKAN BERKOMENTAR secara santun, bijak, dan tidak menghakimi. TERIMAKASIH telah sudi meninggalkan komentar di sini. Semoga hidup Anda bermakna. amin...

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Guru GO! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger