Terjemahkan Blog Ini

Headlines News :
Diberdayakan oleh Blogger.

Channel Youtube

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah saya. Bukan ayah saya. Bukan pula anak saya. Saya jangan dihargai karena 'pangkat' ayah saya. Saya juga jangan 'disamakan' dengan anak saya. Akuilah saya apa adanya.

Selamat Datang di Blog Saya, Ahlan Wa Sahlan Bihudzurikum.

Semoga blog ini bermanfaat untuk Anda. Apa hal positif dari Blog ini beritahu teman. Jika ada ada yang kurang beritahu saya agar saya bisa memperbaikinya. Boleh Copas asalkan mencantumkan alamat blog ini. Jazakumullah
Saya sangat berterima kasih Anda sudah berkunjung ke blog saya. Lebih berterima kasih lagi jika Anda meninggalkan komentar pada postingan saya baik berupa koreksi, persetujuan, maupun tambahan ilmu buat saya.
Jika Anda merasa puas dengan blog ini tolong beritahu teman atau saudara agar blog ini bisa lebih dikenal luas dan anda pun Insya' Alloh akan mendapatkan pahala karena menyebarkan kebaikan. Tetapi jika Anda tidak puas tolong beritahu saya. Maturnuwun. Terimakasih. Jazakumulloh khoiral jaza'

DKI “bocor” Rp 1,54 triliun, Jokowi malah ejek Prabowo

Capres nomor urut 2 Joko Widodo rupanya mabuk sanjungan selama kampanye keliling Indonesia. Bahkan, Jokowi menyindir dan mengejek rivalnya Prabowo Subianto terkait kata-kata “bocor” di setiap acara debat.
Seperti di depan ratusan warga transmigrasi Kampung Jawa, di Terminal Wijoyo, Rasau Jaya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin (23/06/2014) kemarin.
“Tadi malam nonton ndak debatnya? Bagus ndak? Setiap debat isinya bocor terus. Memangnya pompa air?” cetus Jokowi disambut tawa warga.
Jokowi dan tim sukses pasangan Jokowi-JK terkesan meremehkan kata-kata “bocor” yang selalu didengung-dengungkan Prabowo dalam berbagai kesempatan. Sindiran Jokowi juga mengisyaratkan bahwa kebocoran yang dilansir Prabowo seolah-olah tidak ada.
Tapi FAKTA BERBICARA! Laporan keuangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI tahun 2013 menyebut telah terjadi potensi kerugian negara alias bocor, karena tidak tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Jokowi yang terlalu asyik menyindir Prabowo lupa, bahwa DKI Jakarta yang ia klaim sukses memimpin dan dibangga-banggakan, ternyata masuk dalam kategori “bocor” yang dimaksud oleh Prabowo.
Bahkan, jumlahnya tak main-main, Rp 1,54 triliun. Bahkan, BPK RI memberikan status Wajar Dengan Pengecualian (WDP) kepada pengelolaan keuangan DKI Jakarta.
Karena itu, M Sanusi, anggota DPRD DKI Jakarta, mendesak Jokowi untuk meletakkan jabatan Gubernur DKI Jakarta, disebabkan Jokowi terbukti telah gagal membawa DKI Jakarta menjadi lebih baik.
Bahkan, di HUT DKI Jakarta ke-487 kemarin, BPK menghadiahi kado pahit berupa laporan BPK atas APBD DKI 2013 menunjukkan ada 86 proyek yang ganjil sehingga berpotensi merugikan daerah dengan nilai total Rp 1,54 triliun.
Temuan itu terdiri atas temuan berindikasi kerugian daerah Rp85,36 miliar, potensi kerugian daerah Rp 1,33 triliun, kekurangan penerimaan daerah Rp95,01 miliar, dan 3E (tidak efektif, efisien, dan ekonomis) alias pemborosan Rp 23,13 miliar.

BARU SAJA TES TAPI SUDAH GAGAL DI KOMPETENSI INTI (KI) 1



Inilah salah satu profil guru kita, meskipun barangkali, di kelas-kelas mereka garang dengan para murid, namun kenyataannya mereka tidak ada bedanya. Meski sudah bertahun menjadi guru dan melarang berbuat curang pada murid-muridnya, mereka toh melakukan hal yang sama: curang.

Inilah yang terjadi di salah satu forum Ujian Tulis Nasional (UTN) dan Ujian Tulis Lokal (UTL) dalam masa PLPG. Bahkan yang guru PAI & Budi Pekerti pun tidak ada bedanya. Meskipun menyandang gelar ‘ustadz’ dan ‘ustadzah’ di sekolah masing-masing, ternyata masih banyak juga yang ‘ngebet’ untuk berbuat curang saat ujian tersebut. Dan anehnya, perbuatan curang itu pun diprogramkan sejak hari pertama PLPG dimulai.

Ketika session pertama dimulai seorang peserta maju dan berbicara bahwa kita harus bisa saling bekerjasama, saling membantu, jikalau ada teman yang membutuhkan jawaban saat UTN dan UTL nanti maka teman yang lain tidak boleh menyimpan jawabannya. Tragis! Tidak hanya itu, penilaian teman sejawat pun tidak lepas dari setting. Nilai disamaratakan, akhirnya tidak ada peserta yang dapat nilai menonjol karena sudah disetting sejak awal alias sudah dirata-rata. Padahal mestinya inilah saatnya kita menilai secara jujur teman sejawat sebagai sebuah koreksi.

Inilah cermin lain guru kita. Pemerintah sudah berbuat baik dengan meng-upgrade kurikulum 2013 dengan pemetaan Kompetensi Inti yang menekankan pada sikap spiritual dan sosial. Maka mata pelajaran apapun harus mengandung KI 1 dan KI 2. Artinya, pembelajaran di sekolah harus mengutamakan sikap, baik spiritual maupun sosial. Tapi apa yang terjadi? Para guru tidak siap untuk berbuat jujur.

Apalah artinya uang sertifikasi yang diraih dengan cara yang curang, dengan cara yang tidak halal? Mengapa hanya untuk urusan dunia saja mereka rela mengorbankan akhirat? Padahal mereka adalah para guru yang seharusnya menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya. Jangan sampai terjadi sebuah pepatah: guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Maka bagi Anda yang belum berangkat PLPG, ingatlah pesan Alloh berikut ini:

كبر مقتا عند الله أن تقولوا ما لا تفعلون

“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (QS. As-Shaf [61] ayat 3)

Sebagai seorang teman, saya pun sudah mengingatkan perbuatan ‘jahat’ mereka itu. Saya katakan, “Nanti kalau sampai di sekolah masing-masing, kalau melihat murid-muridnya mencontek dan berbuat curang tolong jangan dimarahi, karena toh anda sendiri berbuat curang di sini.” Namun apa jawaban mereka. Coba renungkan, inilah jawabannya, “Lho, mereka kan masih anak-anak pak guru, masih siswa jadi tidak boleh mencontek. Nah, kalau kami kan sudah menjadi guru, jadi ya tidak apa-apa kalau mencontek. Hehe...” Hebat bukan? Apakah ini tanda hati nurani mereka telah mati? Wallahu a’lam...

Sedangkan bagi Anda para guru yang merasa berbuat curang saat PLPG, saatnya bertobat. Bersyukurlah seandainya Anda gagal dan harus mengulang. Itu artinya Anda diselamatkan Alloh dari harta yang tidak halal. Bagi Anda yang berbuat curang dan lulus, maka Anda harus menginfakkan paling tidak 20 persen uang sertifikasi tersebut di Jalan Allah: menyumbang fakir miskin, anak yatim, membantu pendirian sekolah di daerah, dan lain-lain. Atau kalau Anda bingung, setorkan saja ke lembaga-lembaga amil zakat yang sudah banyak bertebaran seperti Rumah Zakat, PKPU, Lazis Jateng, Solo Peduli, dan lain-lain. Mudah-mudahan dengan begitu dosa Anda terampuni. Amin. [guruGO]

TIDAK ADA GUNANYA PUNYA UANG BANYAK



Inilah saat-saat dimana meskipun kita punya uang ratusan juta ternyata tidak ada gunanya. Untuk apa uang ratusan juta kalau barang yang akan dibeli tidak ada? Ya, BBM di daerah Pati dan sekitarnya menjadi barang langka. Mobil, motor, dan jerigen tumpah ruah di pom-pom bensin. BBM menjadi barang rebutan. Bahkan kemarin malam sempat terjadi adu jotos di salah satu pom bensin karena berebut BBM.

Ini baru level dunia. Dimana sudah terbukti bahwa ada saatnya punya uang banyak tetapi sama sekali tidak membantu kita. Padahal masih sering kita mendengar orang berkata, "apa saja bisa dibeli dengan uang", lha kalau barang yang mau dibeli tidak ada, buat apa uang? Inilah dimana orang lebih memilih diberi bensin daripada diberi ratusan ribu. Ingatlah, ini baru di dunia. Kelak di hari akhir, uang, harta dan anak lelaki tidak ada gunanya. Demikian firman Alloh:

يوم لا ينفع مال ولا بنون
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,” [QS. As-Syu’araa’ (26): 88]

Kalau di dunia punya uang banyak ternyata kita tidak berdaya, demikian juga ketika di akherat. Uang yang kita punya tidak berguna karena tidak ada orang yang akan menjual pahala dan tidak ada pula orang yang akan mau membeli dosa. Mari membelanjakan harta kita untuk perjuangan di jalan Alloh, sebelum uang kita membusuk dan tak ada artinya.

Mari membeli pahala saat sekarang, sebelum kelak kita tidak bisa lagi membelinya. Mumpung kita masih diberi titipan harta, kita gunakan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan sedekah yang kita keluarkan akan berlipat menjadi 700 kali lipat atau lebih. Amin.

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." [QS. Al-Baqarah (2) : 261].

Salurkan zakat, infaq dan sedekah anda ke SD IT Salman al-Farisi di Bank Jateng dengan nomor rekening 300 619 7 999. ZIS anda akan digunakan untuk pembangunan ruang kelas baru, dimana ketika anda sudah menjadi mayat pahala akan mengalir terus ke rekening akherat anda Insya’ Alloh. Berinfaq dan bersedekahlah supaya uang anda di dunia ini benar-benar ada gunanya. [guruGO]

HATI-HATI dengan WhatsApp

Anda sangat sering menggunakan WhatsApp? Berhati-hatilah, karena akan banyak waktu anda yang terbuang hanya gara-gara yang aplikasi ini. Jangan sampai anda melalaikan waktu untuk keluarga, waktu untuk tilawah, waktu untuk mengabdi di masyarakat hanya karena terlalu sibuk dengan WhatsApp. Salah-salah istri anda akan menggugat anda di pengadilan seperti kasus di bawah ini:

Seorang wanita di bagian selatan Kota Adan menggugat suaminya ke pengadilan lantaran terlalu banyak menghabiskan waktu di WhatsApp (WA). Gugatan ini menjadi kasus pertama dalam sejarah pengadilan Yaman.

Seperti dilansir WorldBulletin, Senin (20/1), wanita berusia 30 tahun tersebut telah menuduh suaminya "mengabaikan tugas perkawinannya" dan lebih memilih untuk menghabiskan waktunya menggunakan WhatsApp.

Istri mengklaim bahwa suaminya telah menjadi "kecanduan" menggunakan aplikasi pesan pada smartphone itu.

Wanita, yang mengajukan gugatan awal pekan ini, meminta hakim untuk mewajibkan suaminya membagi waktunya sama antara dia dan WhatsApp.

WhatsApp merupakan aplikasi pesan cepat lintas platform yang dikembangkan untuk smartphone di tahun 2009. Sejak saat itu telah ditingkatkan untuk memungkinkan berbagi konten multi-media seperti foto dan video.

Dalam sebuah pernyataan Desember, yang berbasis di California WhatsApp Inc mengatakan aplikasi ini memiliki lebih dari 400 juta pengguna aktif setiap bulan. [IK/WorldBulletin/BersamaDakwah/GuruGO]

JIKA ROKOK ITU BAIK


Jika ROKOK itu MENYEHATKAN... Kenapa dalam daftar menu 4 sehat 5 sempurna ROKOK tidak masuk?!

Jika ROKOK itu HALAL... Kenapa tidak ada label HALAL dari MUI minimalnya?!

Jika ROKOK itu LAMBANG KEJANTANAN... Kenapa dibungkusnya terdapat peringatan bahwasanya ROKOK MENYEBABKAN IMPOTENSI?!

Jika ROKOK itu BAIK... Kenapa mereka para PEROKOK tidak BERANI memberikan ROKOK kepada anak-anak dan isteri mereka?!

Jika ROKOK itu baik, mengapa banyak para perokok yang dibenci orang-orang di sekitarnya?

Jika ROKOK itu baik, mengapa membuat gigi si perokok hitam terbakar?

Dan jika sekiranya PARA PEROKOK ITU BERAKAL... Maka sudah pasti mereka sadar akan kebodohannya mencampakkan diri ke dalam kebinasaan di dunia dan akhirat dengan sebab ROKOK yang KHOBIST/KOTOR!

Hampir setiap kita beli produk apapun yang dikonsumsi PASTI ada tanggal expire ataU kadaluwarsa; KECUALI RACUN... Yah jika kita bolak-balik bungkus ROKOK tidak akan kita temukan tanggal produksi dan kapan kadaluarsanya... Kenapa? Karena ROKOK itu termasuk RACUN dan sudah KADALUARSA ketika keluar dari pabriknya! Yang bahkan sepakat para ahli medis baik muslim maupum kafir akan kejelekan ROKOK dan merusak kesehatan... Belum lagi dalam tinjauan syar'i yang MENGHARAMKAN ROKOK...

BERHENTI MEROKOK DARI SEKARANG... kalau tidak mau di benci orang-orang di sekitar anda...
dan YANG PASTI... rokok akan membuat kamu SEMAKIN MISKIN dan membuat pengusaha rokok SEMAKIN KAYA.... :)        [guruGO]

Kisah Suami Setia yang 15 Tahun Pura-pura Buta


Maraknya perceraian yang dilakukan di negeri ini, utamanya oleh para artis, merupakan salah satu tanda mulai sirnanya kesetiaan kepada pasangannya. Memang, dalam berumah tangga, akan banyak ditemukan ketidaksesuaian pada diri pasangan kita. Namun, hal itu adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dengan gemilang. Dan, di sinilah terletak alasan mengapa menikah diganjari dengan pahala yang berlimpah.

Sejatinya, ketika diri mau sedikit menurunkan ego, apa yang dialami atau dilakukan oleh pasangan kita, adalah representasi dari diri kita yang sebenarnya. Jikapun misalnya kita adalah orang baik, kemudian pasangan kita adalah orang yang belum baik, maka yang harus dilakukan adalah saling melengkapi, saling memperbaiki diri, dan seterusnya. Bukan saling menyalahkan, apalagi menghakimi bahwa diri adalah yang paling benar.

Dalam tahap ini, jika semua kita bisa mengusahakan kesetiaan kepada pasangan kita, insya Allah perceraian tidak akan terjadi, minimal bisa dikurangi angkanya. Tentu, kesetiaan yang dimaksud bukanlah kesetiaan buta. Tetapi kesetiaan dalam ketaatan kepada Allah, Rasulullah dan aturan-aturanNya.

Dalam sebuah kisah diterangkan, ada seorang suami yang telah menuju medan peperangan. Perang, dalam hal ini adalah cara terbaik untuk mempertahankan diri. Dengan gagah, pria ini menuju medan laga. Demi kebebasan, pria-pria itu rela meninggalkan keluarganya.

Di tengah kecamuknya perang, ketika pasukan tambahan baru saja tiba, tersiarlah kabar bahwa istri dari pria tersebut tengah mengalami penyakit kulit. Wajah cantiknya, berangsur berubah menjadi jelek, dan menjijikkan. Kabar yang diterimanya ini adalah pukulan telak. Lantas, atas ijin komandan pasukan, pria ini memutuskan untuk pulang dan menemani istrinya, hingga sembuh.

Sebelum pulang, entah karena apa, pria ini mengalami kebutaan. Bagi istri, ini adalah duka di atas duka. Ketika dirinya terjangkiti penyakit dan kecantikannya hancur lebur, sang pangeran hatinya pulang membawa kebutaan. Namun, ia berupaya tegar sehingga keduanya bisa saling bersinergi dalam melanjutkan biduk rumah tangga.

Hingga akhirnya, terhitunglah masa lima belas tahun, keduanya bersama dalam suka dan duka. Bagi suami, bukanlah hal yang mudah, menghabiskan seratus delapan puluh bulan bersama wanita yang menderita penyakit kulit. Alih-alih menikmati kecantikan istrinya, ia justru dihinggapi rasa takut jika sewaktu-waktu tertular. Bagi istri, mendampingi suami yang buta juga bukan hal yang mudah. Karena ia harus selalu ada di sampingnya dalam memenuhi kebutuhan pasangannya itu.

Tapi kisah, selalu memiliki hikmah. Hingga kemudian, setelah lima belas tahun, sang istri sembuh dari penyakit kulit. Wajahnya kembali seperti semula, cantik mempesona. Kerabat dan sahabatpun saling mendatangi keluarga itu untuk mengucapkan selamat. Hingga akhirnya, satu diantara sahabat sang pria dalam peperangan itu melontarkan pertanyaan yang tak biasa, “Hai, Fulan. Aku heran. Mengapa kau mendadak buta ketika mendengar kabar bahwa istrimu sakit kulit yang mengakibatkan kecantikannya hilang?”

Seluruh hadirin saling memandang untuk kemudian memusatkan perhatian pada Fulan yang diberi pertanyaan. Secara mengejutkan, pria ini bertutur, “Ketauhilah wahai istri dan sahabatku sekalian. Bahwa selama ini, sejatinya, aku hanya berpura-pura buta.” Sontak saja, semua yang hadir kaget dan saling berbisik antara satu dengan yang lainnya. Dalam jenak, ia melanjutkan, “Ini kulakukan, agar istriku tak terluka hatinya. Ketika ia mengetahui bahwa aku mengalami kebutaan, maka dia tidak akan canggung berhadapan denganku. Karena, dalam pikirannya, aku tidak bisa melihat rusaknya wajah yang dahulu cantik. Jadi, sebenarnya aku melihat. Sandiwara ini kulakukan demi keberlangsungan rumah tangga yang telah kami bangun sebelumnya.”

Demikianlah, kisah cinta selalu membuat decak kagum pembacanya. Hanya orang-orang hebat yang bisa menganyam kesabaran sepanjang lima belas tahun. Hanya orang-orang pilihan yang mempu menutup dan menambal aib pasangannya selama itu. Dan untuk perjuangan tersebut, Allah akan berikan ganjaran yang besar. Bukankah Dia sudah berkali-kali menyebutkan bahwa Dia bersama orang yang sabar?

Maka, diantara hikmah yang pantas kita catat, bersabarlah terhadap kekurangan pasangan. Karena bisa jadi, dalam kekurangan itu, terdapat kebaikan yang sangat banyak. Semoga Allah jadikan untuk kita pasangan yang setia. Yang selaras dalam taqwa, sejalan dalam iman dan seirama dalam setiap kebaikan.

Karena, ketika diri sebaik Muhammad, maka Dia pasti akan menjadikan wanita seperti Khadijah sebagai pasangan kita. Jika kemudian suami kita seperti Fir’aun, maka yang harus dilakukan adalah menjadi ‘Asiyah yang sabar sehingga berganjar surga. Atau, jika istri kita selayak istri Nuh, maka upayakanlah agar diri menjadi Nuh, yang tak pernah berhenti dalam mendakwahi. Baik kepada istri, anak ataupun masyarakat secara umum. Mari, memilih setia. []


Penulis : Pirman
Redaksi Bersamadakwah.com

Istri Pertama Anis Matta Seorang Wanita yang Luarbiasa!

Lika-Liku Poligami Anis Matta (Bagian Terakhir)



Anaway (tengah) istri pertama Anis Matta


Bagian ini adalah lanjutan dari bagian sebelumnya Penentu Terakhir: Ijin dari Majlis Syuro

KISAH INI TAKKAN MUDAH bagi banyak orang. Terutama bagi keluarga Jen. Khususnya Anaway dan anak2nya. Kisah ini juga tidak mudah bagi banyak perempuan yang khawatir ini akan jadi propaganda. Tak mudah juga bagi teman-teman aktifis perempuan yang terkena stigma seolah ini hanya pembenaran.  Maka tentu tak mudah juga bagi saya karena saya akan dituduh memasuki pribadi orang. Tapi apa pilihannya-pilihannya? Masalahnya Jen telah menjadi manusia publik. Suka atau tidak. Dan kita memilih jalan yang rumit ini.

Jen sendiri aku tahu ketika ditanya dia lebih suka sepi. Apa sih enaknya diomongin orang? Menjadi orang yang dikenal luar itu seperti merelakan tubuh kita dicabik sekawanan serigala. Tiada henti. Setelah itu mungkin ada yang menambal lalu tercabik lagi. Tapi keduanya serasa sakit. Kita kehilangan hidup yang sepi. Maka bagi @anismatta sebenarnya yang berat justru izin partai… urusan pribadi ijin partai.

Selama di Jakarta itu Anaway-lah yang mengantar Szilvi kemana-mana..termasuk memperkenalkannya ke keluarga Anaway sendiri. Jen sendiri tidak banyak bertemu dengan Szilvi selama 2 pekan itu untuk memberi kesempatan yang leluasa bagi mereka berdua saling mengenal.

Perbedaan budayalah yang paling dikhawatirkan Jen, disamping tentu perbedaan umur yang terpaut 12 thn. Tapi semua berjalan dengan baik sampai di situ. Tinggal izin partai, duh ini lagi... Sebelum meminta izin ke ust.Hilmi Aminuddin,  Anaway sudah lebih dulu membawa Szilvi ke rumah beliau.

Setelah itu barulah Jen menemui Ust. Hilmi. Bagi beliau masalah pribadi seperti ini harus dikelola dalam konteks kepentingan organisasi. Tidak mudah bagi beliau untuk mengizinkan @anismatta menikah lagi terutama karena beban organisasinya sebagai sekjen. Selain masalah beban itu juga bagaimana ini akan berdampak bagi kader secara umum, pimpinan harus menjadi contoh. Diskusi di seputar itulah yang alot diantara mereka berdua yang berlangsung sekitar 2 jam. Sebegitu alotnya akhirnya Ust. Hilmi mengajukan satu pertanyaan sangat penting kepada @anismatta sebagai sekjen.

“Bagaimanapun,” kata beliau, “suatu saat antum mungkin akan jadi pemimpin nasional di masa yang akan datang, apa ini tidak akan jadi masalah?”

Jen terdiam lama lalu menjawab, “Ustadz,” katanya, “ saya tahu diri saya ustadz, saya lebih tepat untuk kerja-kerja dapur ketimbang jadi pejabat publik.”

Sejak lama memang @anismatta menyadari fakta tentang dirinya yang tidak tepat untuk jabatan publik. Itulah mengapa selalu menghindarinya. Anismatta bisa mengoperasikan partai dengan baik tanpa harus menjadi pejabat publik. Dari dulu itu ia yakini. Orientasinya lebih kuat ke achievement  daripada power. Baginya power adalah tool of achievement bukan sebaliknya. Mungkin karena itu ia gampang meninggalkan jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR RI saat harus jadi Presiden Partai.

Dalam banyak kesempatan @anismatta selalu mengatakan jabatan tidak serta merta membuatmu bisa berkontribusi. “Tapi jika kamu punya kapasitas besar kamu pasti berkontribusi walaupun tidak punya jabatan,” kata Jen. Itu dasar dari jawaban-jawabannya kepada Ust. Hilmi saat itu. Dia lebih nyaman jadi orang dapur ketimbang jadi orang panggung. Ada pikiran lain yang berkecamuk dalam dirinya saat itu, yaitu keinginan untuk menguji dirinya sendiri sebagai leader,  ini rahasia jen. Baginya fase ini adalah ujian kepemimpinan. Ini ujian stabilitas emosi dan spiritual. Ini juga ujian kemampuan mengelola orang. Ujian bagi kemampuan memikul beban. Kalau ini saja gagal apa lagi yang lain.

Manusia selalu punya dua sisi dalam hidupnya, rumahnya dan pekerjaannya, itu Jen kelola secara seimbang. Bagi @anismatta, keluarganya adalah fondasi sosialnya bagi kehidupan profesionalnya. Jika seseorang hanya sukses di salah satunya itu artinya ia tidak akan bisa terbang karena hanya punya satu sayap. Alhamdulillah izin itu akhirnya keluar  juga. Keesokan harinya mereka langsung menikah, sederhana tapi mendebarkan.

Pernikahan dilangsungkan di rumah @anismatta sendiri, tanggal 2 mei 2006 setelah Maghrib, rumahnya sampai sekarang.  Anawaylah yang mendandani Szilvia dan menyiapkannya sebagai pengantin lalu membawanya ke ruang tamu sekaligus musholla.  Malam itu Irel bertindak jadi wali, Aboe Bakar Alhabsyi 
khutbah nikah, dan saya bersama Hendro jadi saksi. Ayah ibu dan anak-anak Jen hadir dalam acara itu. 

Semua berlangsung singkat dan sederhana. Takdir adalah penjelasan terbaik untuk itu semua. Sebab kami tidak punya bayangan bahwa ini akan benar-benar  jadi kenyataan.

Ketika menjadi Wakil Ketua DPR RI tahun 2009 @anismatta memasukkan 2 Istri dalam LHKPN dan ditulis dalam profil anggota DPR. LHKPN adalah Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara kepada KPK yang diupdate setiap tahun. Boleh tanya Johan Budi. Sejak awal @anismatta tidak khawatir itu akan mengganggu jalan hidupnya sebagai politisi. Sebab politik baginya adalah medan pengabdian, sarana ibadah kepada Allah, bukan karir yang direncanakan apalagi ambisi. Yang penting baginya adalah kontribusi bukan posisi. Itulah mengapa ia jadi orang yang benar-benar merdeka dan hidup tanpa beban target karir. Nilai seseorang akhirnya pada kontribusinya bukan pada posisi yang dia duduki dan itu berpulang pada keikhlasan dan kapasitas. Itulah yang terjadi tahun 2009 @anismatta berhasil memimpin pemenangan pemilu PKS dengan tambahan 12 kursi DPR baru dari 45 ke 57 kursi.

Jen gila kerja. Waktu menjadi ketua TPPN (Tim pemenangan pemilu nasional), partai digerakkan kerja seperti orang gila. Jen bisa tidak tidur berhari-hari kalau dianggap perlu. Dan itu sering. Saya tidak kuat. Saya ingat ketika pernah diajak tidak tidur saat akhir minggu tenang dan penghitungan suara. Sudah malam tidak tidur habis subuh diajak olah raga sambil cari sarapan di daerah kota. Terpaksalah kita kuat-kuatin aja...tapi anehnya ya jadi kuat beneran. Meski minggu berikutnya aku tidur seminggu.

Saya kira karena track record itulah akhirnya Majelis Syuro aklamasi memilihnya jadi Presiden saat PKS diterpa badai. Dan sampai hari ini Jen masih yang dulu. Tentu aku ingin dia memimpin negeri ini. Aku yakin negeri akan tambah baik. Orang boleh bicara apa saja. Tapi adalah kewajibanku menyampaikan cerita yang tak mungkin dia lakukan sendiri. Setelah ini aku akan berhenti bicara tentang keluarga Jen. Cukuplah apa yang sudah kusebut. Aku minta maaf kepada semua yang terluka dan aku minta maaf kepada semua kata-kata salah. Karena ini telah menjadi berita publik aku minta koreksi kalau ada salah. Terimakasih. 

By: Fahri Hamzah

Sumber: PKS Piyungan

Penentu Terakhir: Ijin dari Majlis Syuro

Lika-Liku Poligami Anis Matta (Bagian Keenam)






Bagian ini adalah lanjutan dari bagian sebelumnya: Beda Poligami Bung Karno dan Anis Matta

Kepalaku panas..tak bisa aku berhenti memikirkan seorang sahabat sekaligus bos...@anismatta. Jen yang sekarang  jadi Den tetap bos ku...aku panggil saja Jen...sebab kadang-kadang aku ingin menjadi prajurit. Iya, aku prajurit dari imajinasinya yang melayang dan aku harus melayang terkadang. Siap Jenderal! Di sela-sela Zikir di Baitullah, di Tanah Suci aku ingin dengan niat baik menulis pernikahan Jen dan Isterinya Szilvia.
AKU INGIN mengungkap kebesaran hati Anaway...tidak untuk menakuti perempuan lain. Hanya sebagai kisah. AKU INGIN menulis sedikit yang kutahu tentang Szilvia yang kukenal sebagai manajer toko di Budapest.

MANAJER TOKO DARI BUDAPEST yang kemudian menjadi muslimah pendamping Jen. Aku ingin bersaksi bahwa kisah ini bukan fiksi. Ini kisah nyata. Tentang orang-orang yang meyakini takdir. Ini kisah tentang hidup yang rumit maka kita sederhanakan saja dalam kepasrahan kepada Allah.

Ini kisah tentang keberanian membuka topeng dan mencemooh kepalsuan simbolik sehari-hari yang mengangkang. Yang kusenangi dari Jen bukan nekadnya seperti dulu waktu kecil pergi ke puskesmas khitan sendirian naik angkot. Aku senang karena dia adalah sedikit dari orang yang membuatku bisa merenung panjang. Aku, kalau sudah punya mau dan aku yakin bisa menjebol tembok batu aku akan tabrak. Tidak peduli satu dunia.

Jen adalah sedikit dari orang yang bisa membuatku belok atau bertahan sebentar. Menyuruhku berpikir ulang. Kembali ke kisah pernikahan Jendral @anismatta yang rada-rada mirip nagabonar. Dia ada slebornya juga (piss hehe). Akhirnya mufakat tercapai antara Anaway, Szilvi dan Jen. Cinta ini harus dibawa ke Pelaminan..(tambah popcorn). Mereka bertiga merasa mantap untuk melangkah lebih jauh, waktu untuk saling mengenal rasanya sudah cukup.

Jangan lupa bahwa sebagian dari percakapan ketiganya juga berlangsung lewat email dan kadang telepon. SZILVIA dalam dialognya juga menyampaikan keinginannya melihat Indonesia. Juga ingin belajar Islam di sini. Tapi baru pada kunjungan ke tiga ke Budapest Jen mengijinkan Szilvia datang ke Jakarta. SZILVIA TENTU SENANG. Proses ini tidak semata-mata demi pernikahan. Tidak ada janji pasti, istikhoroh masih terus dijalankan. Kepastian dari Allah.

Seperit apa akhirnya perjalanan mereka kami semua tidak tahu. Cinta manusia ini sedang menanti penyelesaian takdir.  Mengantisipasi semua kemungkinan itu Jen mengajukan sebuah kesepakatan yang tidak akan merugikan siapapun di kemudian hari.  Szilvi diberi kesempatan untuk berkunjung ke Jakart selama 2 pekan. Selama itu Szilvi adalah tamu Jen, dan hanya tamu. Szilvia diminta bertemu dengan istri, anak-anak, ayah, ibu dan keluarga @anismatta serta merasakan kehidupan umum di Indonesia.

Jika dalam masa 2 pekan itu mereka bertiga sepakat untuk lanjut, maka pernikahan itu bisa dilaksanakan saat itu juga.  Jika salah satu pihak tidak setuju, khususnya Szlvi atau Anaway, maka Szilvi kembali ke Budapest seperti tak pernah ada apa-apa.

Aku tahu maksud Jen, ini soal akurasi dan perhitungan matang....ini bukan langkah sembarangan... Waktu itu aku tahu, salah satu opsinya jika gagal dan Szilvia kembali ke Budapest maka resiko ditanggung Jen.  Jangan lupa bahwa meskipun risiko ditanggung bersama tapi rasanya perjalanan Szilvia paling jauh.  Maka jika gagal Jen akan menanggung biaya hidup selama 2 tahun (bukan bulan) sesuai dengan jumlah pendapatan Szilvia saat itu.

Itu karena Szilvi meninggalkan pekerjaannya, bahkan mendapatkan tawaran pekerjaan baru yang jauh lebih baik. Saya mendengar sebuah perusahaan mobil di Eropa menawarnya dengan gaji 4 kali gaji lamanya. Tapi dia sudah bulat. Jadi dengan menanggung biaya hidup selama 2 tahun jika pernikahan batal Jen ingin mengapresiasi pengorbanan gadis muallaf itu.

Semua sepakat dan semua deal disetujui. Tinggal melaksanakan sesuai rencana mereka bertiga. Tapi ada satu hal yang belum disampaikan dan belum selesai. Yaitu soal ijin ketua Majelia Syuro. MASIH ingat kan soal ijin yang ditolak tahun 2002? Kan belum ada ijin baru. Lalu bagaimana caranya? Aku tahu Jen pasti pilonnya keluar tapi pilon yang ada hitungannya (nah loh..belom pernah denger kan?) Dengan ringannya dia menjelaskan posisinya di partai. Dan bahwa kalau ketua MS gak setuju maka semua batal. Kasarnya, meski mereka bertiga sudah sepakat tetapi jika partai memutuskan tidak maka semua batal.

Mungkin tidak gampang bagi Szilvi untuk mengerti situasi itu tapi iya menerima juga sebagai bagian dari proses. Dia sudah siap. Terasa betul nuasa cinta dan kepasrahan dalam proses menuju pernikahan itu. Tak ada deskripsi lain yang layak. Ada cinta manusia, ada disiplin organisasi dan semua dibalut dalam kepasrahan kepada takdir. Kalau ada jodoh pasti ada jalan. Ada antisipasi lain yang dilakukan @anismatta bagaimana jika pernikahan itu berantakan di tengah jalan? Mungkin saja.

Jadi Jen mengajukan syarat, jika mereka menikah maka selama 2 tahun pertama tidak ada buku nikah dan tidak ada anak. No paper no children untuk 2 tahun pertama adalah antisipasi kalau mereka merasa tidak cocok karena berbagai sebab yang mungkin saja terjadi. Seandainya sebelum 2 tahun mereka bercerai tidak ada masalah legal yang rumit bagi mereka bertiga..itu salah satu pertimbangan.

Szilvi juga akan lebih mudah mendapatkan suami baru karena tidak punya bawaan yang lebih kompleks. Tapi jika itu terjadi Jen @anismatta akan tetap menanggung biaya hidup selama beberapa tahun yang bisa mereka sepakati kemudian.  Jen kelihatannya memang terlalu rigid dan antisipatif..tapi sebagai orang Eropa Szilvi malah menyukai sikap itu.

Ketika akhirnya Szilvi tiba di Jakarta @anismatta menyambutnya dengan kalimat "welcome to the junggle". Szilvi tersenyum mendengarnya sambil bertanya kenapa disambut begitu? Apakah kau nervous? Kata Jen serius, "Sebab hidup tidak akan mudah bagimu dan bagi kita semua setelah hari ini"..provokator ulung. "Benar juga sih, sebab jika kita tidak  jadi menikah kita akan menanggung rindu dan kecewa dalam waktu yang lama", kata Szilvia. AMPUUN.

"Tapi jika jadi menikah kita juga akan menanggung beban hidup yang tidak ringan," Samber sang Jen, kayak dialog sinetron.  Ada beban emosi, beban sosial, beban politik dan tentu saja beban keuangan..semua akan mereka tanggung. Perkenalan dengan keluarga Jen berjalan dengan baik sejak kedatangan Szilvi..semua keluarga dan anak-anak tak ada masalah. TAPI JANGAN lupa, izin pimpinan Partai belum keluar. Tuan sekjen sudah janji kepada kami bahwa itu syarat mutlak.

Bersambung ke bagian selanjutnya.....Istri Pertama Anis Matta Seorang Wanita yang Luar Biasa

Beda Poligami Anis Matta dan Bung Karno


Lika-Liku Poligami Anis Matta (Bagian Kelima)





Bagian ini lanjutan dari Bagian sebelumnya: Poligami Bagian dari Takdir

Saya mungkin agak iseng, karena kalau soal poligami saya punya referensi yang cukup. Saya membaca sejarahnya dan saya mengerti kenapa ia menjadi perhatian kita sepanjang masa. Banyak keliru. Pada kasus Anis Matta menurut saya adalah di antara contoh sukses yang nyata. Bukan seperti fiksi dalam ayat-ayat cinta. Kisah Bung Karno banyak orang tidak suka bicara karena sebetulnya itu contoh gagal.

BUNG KARNO tak pernah terbukti sanggup mengumpulkan 2 perempuan secara damai bahkan tragis. Pernikahan dengan Siti Utari menurut beliau karena menghormati gurunya HOS Tjokroaminoto. Utari baru berumur 15 tahun. Ketika Utari dibawa ke Bandung Si Bung jatuh cinta pada ibu kos, Inggit Garnasih. UTARI dipulangkan.

Demikian pula ketika dibuang ke Bengkulu seperti saya cerita. Bung Karno jatuh cinta pada Fatma. INGGIT menyingkir sedih. Dan yang paling tragis adalah saat Guruh dilahirkan bu Fat sebagai anak terakhir. BUNG pergi menikahi Hartini. Itulah sejarah bangsa kita sampai si Bung menikah 9 kali yang tercatat dan entah berapa yang tidak.

Poligami yang dilaksanakan secara akurat tentu lebih mulia dari berganti pasangan. Resmi atau tidak. Maka dialog segitiga Anaway-Szilvia-Anis menjadi menarik untuk disimak. Kembali ke cerita tadi.

Ada perasaan dikasari dari Szilvia oleh pertanyaan Anaway sebagai Isteri Anis. Apa reaksi Anis? “Kita akan menghadapi masalah-masalah seperti itu tiap hari, kalau kamu tidak siap ya jangan lanjut,” sergap anis tanpa tedeng aling-aling. Mungkin terasa kejam, tapi sebenarnya ia ingin membuka semua potensi masalah sejak awal sebelum mengambil keputusan akhir.

Komunikasi segitiga terus berlanjut sambil mereka masing-masing melakukan sholat istikharah..memantapkan hati. Di situ ada kejujuran, keterbukaan, kepasrahan, dan kesiapan menjalani takdir baru dalam hidup. Nampak sekali mereka mengalir bagai air, sebab keputusan apapun yang akan mereka ambil harus bisa dipertanggungjawabkan. “Kalau Szilvia benar-benar mencintai @anismatta,” kata Anaway, “dia pasti tahu apa yang harus dia lakukan untuk menjadi istrinya..”

Akhirnya Szilvia juga sadar bahwa keinginannya untuk masuk dalam kehidupan @anismatta tak semudah yang ia bayangkan. Karena itu Szilvia memutuskan bersabar menjalani semua proses itu. Dia harus memahami Anaway lebih dalam. Sejak itu Szilvia tak pernah lagi mengeluhkan semua proses, dia menjalaninya dengan sabar..dia belajar bab ikhlas.

Kesabaran itu akhirnya berbuah karena akhirnya Anaway yakin Szilvia memang benar-benar jujur dalam Islam dan cintanya. Anaway bahkan jatuh hati kepada Szilvia dan merasa tidak berhak mencegahnya masuk dalam kehidupan mereka. Selain itu, bagi Anaway ini pada akhirnya adalah dakwah. Szilvia sudah masuk Islam dan kita harus membantunya menjadi muslimah yang baik. Dan jika perkawinan adalah jalannya, Anaway bersedia berkorban untuk itu semua. Itu adalah pertanggungjawaban moral.

Saya harus mengakui bahwa heroisme Anaway-lah yang memungkin jalan perkawinan ini jadi lebih mudah..tak terbayang jika tidak. Adapun Jen, melihat dua perempuan itu melunak dia terus melaksanakan sholat istikharoh. Dia ingin mantap betul. Pada akhir Desember tahun 2005 Anismatta berkunjung untuk kedua kalinya ke Hongaria dan bertemu dengan keluarga Szilvia.

Yang menarik kudengar. Kakek Szilvia menyuruhnya membaca Alquran. Konon mereka terkesan dengan utsmani. Ayah Szilvia adalah seorang pengusaha konstruksi..setengah baya badannya kekar. Sekali tinju kita bisa pingsan. LALU setelah semua komunikasi itu selesai komunikasi dengan Anaway selesai, @anismatta meminta pendapat kami sebagai sahabatnya. Apalah yang bisa kami buat. Kawan ini kalau melangkah kan gak pernah sembarangan. Paling-paling kita ngecek prosedur. Apakah ini sudah legal dan prosedural...chieee..

MAKSUD SAYA, ini orang sudah istikharoh dan konsultasi sama Tuhan nah apa pulak yang bisa dibantah? Anismatta telah melakukan semua proses itu: istikharah dan musyawarah..ini pasti bukan cinta yang biasa... Apa yang sebelumnya tidak bisa dibayangkan mulai tampak seperti mungkin terjadi..karena hati telah lembut. Kami bertiga akhirnya mendukung rencana mereka hidup dalam satu rumah tangga. Apa alasannya menolak?? Sebagai sahabat kami berkewajiban menjaga Jen dari kemungkinan masalah yang dapat merusak hidup beliau..

Sekali lagi itu kan urusan pribadi tapi cobalah lihat bagaimana cara lelaki ini mengambil haknya. Sebetulnya keputusannya adalah tanggungjawabnya tetapi kami melihat semua dalam rangka kebaikan. Pertanyaan paling mendasar adalah apakah ada pihak yang dizalimi? Siapa yang dirugikan?

Cinta mereka jadi besar karena ada Anaway yang heroik dan lapang dada, ada  Szilvia yang jujur dan sabar, serta Jen yang persuasif. Tapi rasanya ini too good to be true..kami semua tidak cukup yakin bahwa cinta ini benar-benar akan berujung ke pelaminan. Tentu tak ada yang benar-benar selesai. Hidup selalu ada dinamika. Dan sekarang Jen sudah jadi Den (presiden). Dicalonkan jadi Capes lagi...padahal dia sudah mundur jadi pejabat publik dan tidak mau nyaleg.

Jabatan wakil ketua DPR yang ditinggalkannya bukan posisi kecil. Tapi Den tak pernah menghitung jabatan. Niatnya hanya memperbaiki niat. Sebab jika niat kita bengkok kita takkan pernah sampai tujuan surga. MAJU TERUS DEN @anismatta. Seperti katamu jangan takut melihat ombak. Kita orang pesisir. 
Tepatnya kita bangsa pesisir. Garis pantai kita yang menyentuh ombak terpanjang di dunia. Hanya kalah dengan Canada.

Bersambung ke bagian selanjutnya.....Penentu Terakhir: Ijin dari Majlis Syuro

Anaway: "Poligami Bagian dari Takdir"

Lika-Liku Poligami Anis Matta (Bagian Keempat)



Ust. Arifin Ilham konon kabarnya juga poligami

Bagian ini adalah lanjutan dari Bagian Ketiga: Bukan Sekedar Cinta

JADI jika poligami adalah jalan agama maka jodoh juga adalah ketentuan Allah. Itulah yang kutahu dari Anaway. Dalam percakapan dengan Anaway kata takdir paling sering terulang. Anaway mengucapnya dengan ringan. “Tidak ada perempuan yang mau dimadu,” kata Anaway suatu ketika, “tapi kita tidak punya pilihan atas takdir yang Allah tentukan.”

Karena  jodoh seluruhnya ada dalam takdir Allah, kita tidak pernah bisa menghindari takdir yang akan berlaku untuk kita, katanya lagi. Berat memang, justru karena berat tak semua orang berani melangkah. Tak semua orang berani mengambil sikap terbuka. JEN dan Anaway telah membicarakan topik ini lama. Awal mula sebagai pengetahuan dan lama-lama jadi kenyataan.

Mereka adalah keluarga bahagia. Secara sepintas sebenarnya orang akan melihat poligami sebagai indikasi ada masalah. Itu karena orang tidak tahu bahwa kepercayaan pada takdir, tradisi keluarga, konsekuensi dakwah, jadi latar. Di satu sisi “Cinta” harus ditempatkan sebagai perasaan pribadi manusia yang paling suci di tengah konteks pergerakan dan politik. Karena ini privacy kadang saya menentang orang membicarakannya secara publik. Tapi ini jadi berita dan ini tentang @anismatta.

Di luar itu saya bisa berdebat dengan orang yang paling liar pikirannya bahwa ini pilihan pribadi orang. Buat apa mempersoalkan pilihan privat? Bukankah kelompok-kelompok liberal menetang hal itu? Ayo konsisten. Bahkan kalau mau bikin perbandingan cara @anismatta jauh lebih terhormat dari cara siapapun termasuk kakekku dan Soekarno..hehe..

Saya hanya mau menggambarkan secara lebih natural sebagai perbandingan dari gossip media massa dan infoteinment. Karena meski itu pilihan pribadi, dimensi latar dan prosesnya rumit dan kompleks. JEN PERNAH CERITA BAHWA bercandaan poligami dengan Anaway dimulai tahun 2000. Dalam suasana setelah kalah pemilu. Maklum orang kalah, katanya. Dan sebagai sekjen partai ia memikul tanggungjawab. Tapi boleh dong becanda.

Bahkan suatu saat tahun 2002 Anis memberanikan minta izin menikah ke ust. Hilmi (ini becanda dimensi ke-4)..hehe.. Jen memang suka melayang...idenya nampak acak tapi lama-lama kelihatan teratur...ini menyebalkan.. Ini orang gak ada matinye kata orang betawi. Ada aja yang dikerjakan. Gak bisa distop dan gak bisa kapok. Banyak kisah hidupnya yang unik. Anda percaya kalau ada anak kecil pergi ke puskesmas sendiri? Lalu di puskesmas dia minta disunat dan tanpa pendamping dia disunat? Lalu setelah disunat, dengan burung diperban dia naik angkot pulang sendiri. Anak kecil itulah @anismatta.

Anis matta memang lahir di Bone 45 tahun lalu. Tapi keluarganya perantau. Mereka keluarga pedagang. Sebagian dari masa kecil-nya di Ambon. Karena itu sekolahnya juga unik. Pernah di sekolah Katolik, pesantren NU dan Muhammadiyah dan lalu kuliah di LIPIA sekolah saudi. Jangan lupa dia pernah kuliah sama saya di UI depok S2 (gak selesai) dan juga salah satu lulusan terbaik Lemhanas.

Sejak PK (Partai Keadilan) berdiri 1999 beliau sudah menjadi salah satu konseptor partai dan akhirnya menjadi sekjen dari 4 presiden. Maka, begitu penting posisinya di dalam. Kami para sahabat sering bertanya keras tentang langkahnya. Termasuklah soal permintaan ijinnya ke ust. HILMI itu..."Apa-apaan ente jen?". Emang punya calon?..hehe..

MAKSUD SAYA "ade ape nih?".."loe lagi berantem ame Anaway?"...dia bilang kagak,..”trus? Maunya apa ninggalin kite...?” Maksud saya, bukan minta ijin bareng...enak aja...tapi apa yang terjadi dengan ijinnya itu? Kami bingung... Dan jawabannya itu yang nyebelin, "Minta aja ijin dulu..siapa tahu diijinin kan tinggal jalan..."..nah loh.. Hare gene..eh partai kalah..kita semua lagi pusing...ente juga pusing kan..tapi jangan gitu dong caranya...

Keruan saja, jawaban ustadz Hilmi, "Nis, ente sekjen dan tanggungjawab ente menangkan partai pemilu 2004...fokus ke situ!” Memang beliau tidak mengunci mati karena dasarnya itu hak pribadi orang merdeka. Tapi saya mengerti situasinya. Kekalahan pemilu 1999 sangat memukul sebagian besar kader dan pimpinan partai. Bahkan ada yang kapok. Ada yang mengusulkan agar kita tidak perlu bikin partai, cukup bikin ormas dan itu lebih aman. Lebih cocok. Musyawarah memutuskan kita maju terus dan dalam transisi dari PK ke PKS itulah kita harus fokus.

Pesan pimpinan memang membuat pak sekjen fokus. Seperti tulisan di kamar SMA dulu kalau mau ujian: "NO Time For Love!". Setelah itu kami memang benar-benar fokus ke pemenangan pemilu agar PKS bisa eksis dan tidak terlempar dari panggung politik. Setelah meraih suara cukup besar 2004, Jen mendapat tugas tambahan untuk menjurubicarai PKS di luar negeri. PKS merasa harus membantu banyak negara memahami reformasi Indonesia dalam kerangka Islam dan Demokrasi. Itulah awalnya mengapa saya sebagai wasekjen banyak menemani beliau dalam perjalanan Luar Negeri khususnya dunia Islam.

Ceramah-ceramah @anismatta di berbagai negara itu umumnya berkisar soal transisi demokrasi di Indonesia setelah reformasi. Ceramah-ceramah itu menjembatani kalangan Islam dan Negara yang sudah terlalu lama mengalami ketegangan, utamanya di negara Islam. PKS berpendapat sudah waktunya hubungan Islam dan Negara direhabilitasi, dan demokrasilah jembatan untuk itu. Dan dalam rangkaian perjalanan-perjalanan itulah akhirnya kisah cinta ini bersemi bukan tanpa sebab.

Dalam tahun-tahun yang sulit sebelum pemilu 2004 @anismatta menulis serial kepahlawanan di majalah Tarbawi untuk memotivasi kader. Tapi setelah 2004 @anismatta menulis serial cinta sebagai lanjutan serial kepahlawanan sebelumnya. Saat-saat menulis serial cinta itulah @anismatta mengalami kisah ini, tulisan-tulisan itu adalah anak-anak hatinya. Sadar bahwa ini keputusan sangat besar, @anismatta mencoba melakukan langkah-langkah yang diajarkan agama Islam.

@anismatta juga melakukan sholat istikharah dan meminta Anaway dan Szilvia melakukan hal yang sama. Ini penting! Di satu sisi @anismatta mulai mempersilahkan Anaway dan Szilvia saling berkomunikasi dan meminta mereka jujur dan terbuka. Mereka bertiga mengalir perlahan menantikan apa yang akan menjadi takdir mereka. Jen menekankan naturalitas itu. SEPERTI JANJI DAN KOMITMENNYA SEJAK AWAL bahwa jika Anaway tidak setuju maka rencana itu batal seluruhnya.

“Setiap orang yang akan masuk dalam hidup kita,” kata Anaway, “harus dipastikan bahwa kita dan dia bisa saling bekerja sama.” Sebab perkawinan kedua ini bukan pelarian dari kegagalan pada perkawinan pertama. Mereka keluarga bahagia kok. Apa yang ingin diketahui Anaway dari Szilvia adalah kejujurannya dan kesiapannya untuk menanggung semua resiko dari kehidupan bersama.

Anaway sadar bahwa suaminya adalah seorang aktivis dan pemimpin partai, suaminya punya tanggung jawab besar. Anaway ingin memastikan bahwa ini bukan cinta picisan, bahwa Szilvia benar-benar siap menjalani hidup yang berat.  Anaway melakukan itu karena sejarah hidupnya dengan @anismatta benar-benar dimulai dari bawah. Ia merasakan semua pahit getir kehidupan bersamanya.

Walaupun berasal dari keluarga terpandang tapi ia memilih menjalani hidup yang berat  sebagai aktivis dakwah. Hidup yang telah mereka jalani selama 14 tahun itu terlalu indah untuk dirusak oleh seseorang yang tidak bisa beradaptasi dengan jalan hidup itu.

Suatu saat Szilvia mengeluh ke @anismatta karena merasa mendapat pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan. Tapi apa jawab @anismatta? Ke Harom dulu....Ashar di Makkah... Bagian ini paling penting, bagian ini yang paling tidak terbaca orang...bagian ini yang paling rumit.

Bersambung ke bagian selanjutnya.......Beda Poligami Bung Karno dan Anis Matta

Bukan Sekedar Cinta

Lika-Liku Poligami Anis Matta (Bagian Ketiga)




Bagian ini adalah lanjutan dari Bagian Kedua: Debat Tentang Poligami

Ini bagian ketiga, tentang sesuatu yang kita sebut "jatuh cinta". Tentang sesuatu yang tak mungkin berpura-pura. Tapi siapakah yang "Jatuh?" Siapakah yang memulai dan siapakah yang terjerumus mengagumi atau "merasa". Bagian ini seperti sulit, kecuali kalau kita mengenal Jen sejak lama. Aku mengenalnya sejak kuliah di UI.

Jen sejak awal menonjol. Ketekunannya membaca sudah kusaksikan sendiri dan kemampuannya menulis dan bicara masyhur. Tapi mungkin yang orang tidak tahu banyak adalah kemampuannya mengendalikan diri dan emosinya. Itu rahasianya. Maka sebagai sekjen partai 4 periode itulah yang nampak. Sekretariat dan daya dukung kepada partai terkendali. Soal cinta, dia menulis "serial cinta" setelah menulis "serial kepahlawanan". Tapi apa yang ia tulis? Ia bukan perangkai kata omong kosong...tulisannya itu mengakar pada karakter dan kepribadiannya.

@anismatta telah lama menjurubicarai pikirannya dan sebaliknya pikirannya menjadi jubir bagi karakternya. Maka jadilah dia pesona di mata banyak orang dan aku yakin itu yang terjadi pada Szilvia Fabula. Gadis itu mencintainya entah kapan mulainya. Dia tak mungkin jujur kepadaku. Ini soal di antara mereka. Tapi ini tentu jadi cerita di antara kami karena pernyatan cinta Szilvia tak mungkin dijawab senda gurau.

INI SOAL SERIUS sebab ujung dari percintaan yang dewasa adalah pernikahan. Sesuatu yang tak gampang. Sepanjang bulan-bulan dimana diskusi itu berlangsung, Jen tidak mengira kalau gadis muallaf itu akan jatuh cinta padanya. Sebab sejak awal @anismatta selalu menyebutkan kalau dia sudah berkeluarga dan punya 7 anak..(ampun deh)

JEN BUKAN orang yang suka sembunyi atau samarkan identitas semisal mengaku bujang. Karenanya sejak awal @anismatta yakin itu tidak akan masuk dalam logika orang Eropa seperti Szilvi menjadi istri kedua. Apalagi gadis muallaf itu tentu punya banyak pilihan di negerinya sendiri ketimbang jadi istri kedua. Sekali lagi, buat @anismatta situasi ini sangat tidak mudah. Berdasarkan situasi waktu itu tidak sederhana. Ada percampuradukan masalah ditingkat Jen, Szilvia, keluarganya dan juga posisinya sebagai pejabat.

Sesungguhnya Jen kasihan dengan Szilvia...bagaimana keputusan besar itu ia buat...apa dia mengerti resiko? Apa dia mengerti bahwa dia harus menyesuaikan diri di Indonesia yang nun jauh dari keluarganya Hongaria? Pada diri Jen ada banyak pertanyaan, Bagaimana harus meyakinkan Anaway (istri pertama–ed) dan ketujuh anak-anaknya? Ini tetap sangat berat meski saya tahu dia tidak pernah menyembunyikan hal-hal seperit ini darI keluarganya. Dalam percakapan kami sebelum itu kalau kami bercanda, Anaway selalu menjawab ketus, "Ngomong doang!". Tahu kan artinya, namanya juga laki-laki. Kalau ditantang balik memang kami keok. Sampai sekarang aku masih sering keok.

Anaway luar biasa, entahlah bagaimana ia bisa sampai pada keputusan mengijinkan perempuan lain ada di rumahnya. Jen masih punya banyak masalah, Bagaimana pula harus meyakinkan kedua orangtuanya yang masih hidup dan tinggal bersamanya? Bukankah papa daeng dan mama daeng (begitu mereka menyebut orangtuanya) adalah pasangan monogami? Karena aku ingat diriku sendiri, ibuku karena sayang dengan mantu maka bercandapun (tentang poligami) aku kena plotot.

Jadi isteri kita sebagai mantu yang baik perasaannya dijaga mertuanya. Tamatlah riwayat kita. mau apa lagi? Hehe.. Itu tentu juga terjadi pada Anaway dan itu yang mempersulit langkah sang sekjen. Dan sebagai sekjen, bagaimana hal ini harus dibicarakan di internal partai? Khususnya dengan ketua Majelis Syuro? Dan akhirnya sebagai politisi, bagaimana ini akan mempengaruhi jalan hidup dan karir politiknya? ini tentu dipikirkan.

Jadi, Perkawinan kedua ini pada dasarnya benar-benar tidak terbayangkan bagi Jen. Terlalu banyak masalah. Ribet mas.... Hampir tidak terlihat celah bagi @anismatta untuk membuat perkawinan ini jadi kenyataan. Penulis cinta limbung... Daftar kendalanya terlalu banyak, melebihi kemampuannya untuk melampauinya..kalau saya sih mending lempar handuk..

SZILVI sendiri rupanya tidak mudah juga sampai pada kesimpulan...keberanian menyatakan cinta. Sebab dia juga tahu konsekwensi dari perasaannya. Ini termasuk perasaan yang berbahaya. Subversif! TAPI sejak awal memang sudah tampak kagum dengan Jen tapi cintanya mungkin berkembang perlahan selama diskusi-diskusi itu.

Perkenalannya dengan Jen nampaknya juga penemuan makna hidup yang dia cari tapi sekaligus penemuan pasangan hidup..hehe... Menemukan makna hidup pada seseorang yang menjalani makna itu dalam kesehariannya..mungkin itu awalnya... Tapi menjadi istri kedua? Bagaimana itu mungkin? Szilvia juga bingung dan seperti Jen juga tidak punya bayangan. Nah loh...

TAPI mungkin buat Szilvia bertemu Jen seperti menemukan permata yang hilang, sayang kalau hilang (Gubraaak). Bagi orang Eropa menemukan teman bicara yang sepadan memang merupakan karunia, apalagi yang terasa tulus dan setia. Budapest, kota tempat dia sehari-hari hidup, orang-orang seperti tak lagi bertegur sapa. Mungkin juga karena gak kenal. Entahlah sebab perasaan tentang masa kecil, kota kelahirannya di Bakescaba dan Budapest tempat ia kerja semua berpengaruh. Jadi ketemu manusia jenis lain macam kami ini juga anugerah buat dia. Aku, Jen, Irel sang kakak dan Aboe si cucu nabi. Selain Jen, kamilah yang sering ditemui Szilvia...Jen kami yakini gak boleh jalan sendiri...ntar ilang. Kecil-kecil gitu jangan main-main dia Sekjen Partai Islam Terbesar di Dunia..hehe...

Tapi ini tentang Szilvia, ia merasa mendapatkan karunia itu, tapi jalan menuju pelaminan benar-benar tidak terbayangkan. TAPI APAKAH Szilvia tak memikirkan Anaway? Apakah cinta tak mempertimbangkan perasaan orang lain? Ini memang bukan soal Szilvia ini soal Jen dan Anaway. Apakah ada masalah di antara mereka? Apakah ini cheating? Inilah yang harus dibikin clear..aku tidak tahu dimensi diskusi antara Anaway dan suaminya. Setahuku, mereka tidak pernah pecah...merekalah pasangan yang serasi dengan anak yang banyak. Ini keluarga happy.

Bahwa mereka berdiskusi soal poligami sebagai wawasan aku tahu. Sebab di kalangan aktivis itu biasa. Dan bagiku sendiri di dalamnya ada misteri dan ada banyak salah paham. Cie...kayak berani aja...hehe... Bercandaan kayak gitu itu ya termasuk salah paham..sebab ada yang melihat poligami untuk gagah gagahan aja... Terutama laki-laki..kalau sudah ngomong poligami dan ngomong sunnah Nabi SAW dah kayak dia yang nabi...dan sanggup. Sunnah yang lain nggak pernah dikerjain. Giliran poligami duh..."ini sunnah Rosul dan tidak boleh ditolak!"

Biasanya pakai nambah dalil segala.." Barang siapa yang menolak sunnah Rosul maka tidak termasuk ummatnya". Bener sih, tapi kan jadi maksa...makanya kan poligami hampir hak ada kisah suksesnya...ini kan soal cinta juga lah. DIALOG searah yang memaksa tidak terjadi di rumah Jen. Mereka semua sekeluarga terlibat diskusi unik. Mereka terbuka. Karena itu Anaway sebagai isteri dan anak-anaknya semua terlibat. Ini soal bersama. Tak boleh ada yang terpaksa.

Sejak awal perkenalan, Jen sudah menceritakan soal manajer toko sovenir yang dia temui itu kepada Anaway. Cerita yang dimaksud tentu soal pencariannya dan diskusi yang berlanjut. Itu biasa, anak-anak juga nimbrung. Justru itu harusnya menjadi bagian dari keterbukaan, "giue perlu tau dong laki gue ngobrol ma siapa", itu logat Anaway.

Tentu, perempuan tetap perempuan tapi Anaway juga punya latar keluarga yang besar. Seperti umumnya Sulawesi. Di keluarga Anaway isu poligami ini bukan barang baru, karena kakeknya dari ibu juga beristri 3 dan tinggal serumah. Ayah Anaway, alm Thoha Mansyur adalah mantan anggota DPR RI selama 17 thn dari Fraksi Golkar (1971-1987).

Thoha Mansyur adalah salah seorang tokoh perintis pemekaran Sulawesi Tenggara dari Sulawesi Selatan. Beliau juga ikut sebagai salah satu perintis berdirinya beberapa perguruan tinggi Negeri di Papua dan Sulawesi. Ayahanda Anaway lulus dari Gajah Mada dan kawan seangkatan almarhum Amir Murtono, mantan ketua Umum Golkar. Bahkan pada hari pernikahan Anis dan Anaway pak Amir Murtono memberi sambutan mewakili keluarga Anaway.

Bersama almarhumah istri pak Amir Murtono ibunda Anaway juga ikut mendirikan pengajian Al Hidayah di bawah Golkar. Jadi Anaway Irianti Mansyur itu berasal dari keluarga politik. Bahkan Golkar sebagai kekuatan utama Orde Baru. Anis dan Anaway menikah sebagai sesama aktivis dakwah saat mrk masih sama-sama kuliah (dari sononya dah nekat). Anis kuliah di Fakultas Syariah LIPIA sementara Anaway di Universitas Negeri Jakarta yang dulu benama IKIP.

Mereka hanya berkenalan sepekan dan @anismatta langsung melamar Anaway. Keluarga Anaway tentu saja kaget setengah mati. Tapi entah dengan cara bagaimana Anaway akhirnya berhasil meyakinkan keluarganya dan perkawinan mereka berlangsung 3 bulan kemudian. Mereka menikah tahun 1992, hingga kini (2013) mereka dikarunia 4 orang puteri dan 3 orang putera.

Di awal nikah dulu saya bertetangga. Anaway dan suaminya dengan latar keluarga seperti itu dari dulu sama, mereka tak mengalami perubahan berarti. Memang anak tambah banyak. Ini memang khas aktifis. Dugaan saya karena mereka pasangan yang terlalu akrab. Umunya kan mereka tidak mengenal hiburan dan akhirnya isteri jadi korban...(hehe becandaaaa). Banyak pasangan yang meyakini dan senang melihat anak banyak, saya kira itu hak pribadi dan keluarga.

JEN dan saya kira Anaway termasuk yang senang banyak anak. Saya lupa kalau gak salah Anaway hamil 10 kali. Itu pula yang terjadi sekarang Anaway benar-benar memiliki anak 10 karena Szilvia sudah melahirkan 3 anak. APAKAH karena itu Anaway mudah takluk dan menerima Szilvia tinggal di rumahnya? Sebenarnya faktor yang akhirnya membuat Anaway mengizinkan Anis menikah adalah kepercayaannya pada takdir.

Ini memang rumit karena di zaman materialisme sekarang apa masih ada yang mau percaya takdir? Kenapa tidak melawan? Anaway yakin saja bahwa kalau memang ada takdirnya, tidak ada yang bisa menghalangi @anismatta menikah dengan Szilvi. APA YANG MAU DILAWAN? Terus, untuk apa melawan? Untuk ego? Emang hidup bisa kita atur semua oleh kita? Aku juga mencoba membaca kenapa Anaway, perempuan bugis ini bisa tidak melawan? Apa kek gitu....

Aku teringat nenekku hajjah Tampawan Hasan. Perempuan Mandar. Aku tak tahu ia isteri ke berapa...belasan. Menurut cerita, kakek kami bersaudara...pengelana. Dan dimana mereka berhenti di situ mereka menikah. Maka sepanjang Sunda kecil mereka menikah dan "meninggalkan jejak keluarga"; Bali, Lombok, Sumbawa. TIBALAH mereka di Sumbawa pada perhentian ke-3 mereka menemui Nenekku yang masih belia, 15-17 tahun menurut cerita.

KAKEK KAMI sudah berusia 60 tahun atau jelang 60-an. Suatu perbandingan umur yang mencolok. Itulah zaman. KAKEK dari abah menikahi gadis sasak dan kakek dari ibu menikahi Datuk Tambawan, gadis Mandar anak opas hasan. Pernikahan dengan gadis Mandar itu melahikan ibuku Nurjannah sebagai anak pertama, anak perempuan. Zaman itu, ini berita buruk. Sebab rupanya salah satu yang membuat kakekku berkelana adalah karena anak perempuan.

Konon, setiap anak perempuan pertama lahir maka kakek memutuskan pindah rumah...dia kecewa atau apa tak jelas. Saya jadi mengerti kenapa begitu banyak istrinya dan kenapa umumnya anak yang ditinggal perempuan. Saya pernah mengelilingi semua anak kakekku di Lombok. Umumnya mereka bibiku dan tak sedikit dalam keadaan sulit. Sekarang kita kembali ke gadis Mandar yang kampungnya tak jauh dari kampungnya Anis atau Anaway. Dia beda! Ada satu adegan yang sering diceritakan keluarga. Karena ini menjadi alasan kenapa nenekku paling banyak anaknya.

Kakek mulai menunjukkan gelagat tidak betah dan nenek mulai mengerti situasi dalam keadaan menyapih bayi pertamanya. Suatu pagi, kakek pamit. Dan nenek yang sedang memeluk bayinya (ibuku sekarang masih hidup alhamdulillah). Nenek menunjukkan reaksi tidak suka. Tapi kakek seperti memaksa. Maka, saat itulah keluar reaksi monumental nenek.

Dia rupanya memegang belati, dan ibu muda belum 20 tahun itu mengacungnya sambil memeluk bayi yang menangis keras. Dia mengancam suaminya, "Berani keluar rumah, perutmu aku robek!". Kalimat itu pecah di antara tangis ibu dan bayinya. Sejarah kini mencatat Kakek tak "keluar rumah" sampai akhir hayatnya dan nenekku memberinya banyak anak.

Aku pengagum nenek dan ibuku. Aku pengagum perempuan kuat. Dalam kerangka itu aku lihat Anaway. Dia hebat. Aku bisa mengerti sikap Datuk Tampawan karena ia melihat situasi. LELAKI TUA INI HARUS DISTOP. Aku yakin itu cinta. Mungkin cinta nenek tak banyak yang paham, melampaui zaman. Dia hebat, kelak ketika Masyumi masuk ke Sumbawa nenek jadi Jurkam.

Bersambung ke bagian selanjutnya..... Poligami Bagian dari Takdir

Debat Tentang Poligami

Lika-Liku Poligami Anis Matta (Bagian Kedua)





Bagian ini adalah lanjutan dari Bagian Pertama: Manajer Toko dari Budapest

Bagi Szilvia, pelaku poligami adalah kaum chauvinist yang egois dan menganggap diri superhuman. Rupanya itulah yang membuat perdebatan mereka seru dan rupanya tambah seru tambah penasaran. Perdebatan ini mengingatkan aku pada kisah bung Karno dan Fatma, gadis cantik dari Bengkulu. Dalam pembuangan, si Bung sempat menjadi guru Agama di sekolah Muhammadiyah Bengkulu.

BUNG Karno sudah menikah ke-2 dengan Ibu Inggit dan memboyongnya ke Bengkulu bersama Ratna Juami, sang anak angkat. Sore hari, Tokoh Muhammadiyah Bengkulu menitipkan anaknya untuk les agama sore hari kepada Soekarno, dialah Fatmawati. Suatu sore, Ratna tak ikut les dan tinggal mereka berdua. Menarik bahwa saat itu Fatmawati bertanya soal poligami. Bung Karno menjawab, bahwa zaman dulu banyak peperangan dan banyak lelaki mati di medan perang. Sehingga banyak janda.

Bung Karno melanjutkan cerita bahwa untuk itulah poligami dibolehkan oleh Islam. Fatma terdiam, entah apa yang dipikirkan. Entah apa yang sebetulnya terjadi tapi kemudian kita tahu Fatmawati menjadi isteri proklamator dan menjadi ibunya Megawati. Aku juga tidak tahu apa penjelasan @anismatta kepada Szilvia. Tetapi Szilvia nampak beda hari itu. Waktu kami berjumpa kerudungnya sudah sempurna. Dan dia menyampaikan terima kasih kepada kami.

"Terima kasih," kata dia. Karena akibat pertemuan singkat dulu dia belajar Islam dan menjadi muallaf. Szilvia juga mengantarkan kami ke Islamic Center of Budapest dan mempertemukan kami dengan pimpinannya. Pimpinan Islamic Center kagum dengan Szilvi bisa kenal @anismatta orang Indonesia yang fasih berbahasa Arab. Memang umumnya mereka meski jadi imam belum bisa berbahasa Arab. Tapi ramai sekali Islamic Center ini.

Kata Szilvi setiap hari ada saja yang masuk Islam di IC Budapest dan umumnya mereka gadis. Entah mengapa. Sore itu kami dikenalkan oleh sang imam 7 gadis dari kawasan Eropa timur yang menjadi muallaf bersama-sama. Kisah mereka menarik tapi kita kembali saja kepada kisah @anismatta dan Szilvia fabula. Mereka terus berdebat. Sampai kami kembali lagi ke Jakarta, kami belum mendengar ada kisah cinta. Semuanya dialog tentang Islam.

Szilvia harus dilihat sebagai sosok yang juga tidak gampang menerima ide-ide Islam. Latarnya rumit dan sangat rasional. Karenanya juga tak gampang debat-debat itu dimenangkan oleh @anismatta. Email pertama yang ditunjukkan padaku sangat berat. @anismatta memang terbantu karena cukup memahami sejarah peradaban barat dan komplikasi panjangnya dengan Islam. Maklum dulu beliau yang sering mengisi materi Gozwul Fikri di kalangan aktivis dakwah.

Jen rupanya juga memberikan beberapa buku keislaman yang ditulis untuk memasuki pemikiran Barat. Misalnya buku Khurshid Ahmad bersama beberapa pemikir lain "Islam Its Meaning and Message". Buku ini sangat dikenal. Sebagai penggemar filsafat, Jen juga mengirim buku yang terkenal di barat. Jen kutahu senang Erich Fromm. Kita tahu bahwa Erich Fromm adalah seorang humanis filsuf jerman abad 20 yang dikenal sebagai penganut mazhab frankfurt.

Jen merekomendasikan buku-buku Erich Fromm seperti The sane Society dan The Art of Loving. Meski sangat singkat korespondensi dan setumpuk buku filsafat dan alquran bahasa Hongaria cukup berkesan. Dalam waktu singkat Szilvia Fabula melalap buku pemberian atau rekomendasi kawan korespondensinya itu. Pergulatan pemikirannya selama ini rasanya terjawab dalam banyak buku-buku seperti itu di samping al-Qur'an tentu saja.

Szilvia sudah membaca al-Qur'an dan terjemahannya sampai khatam sebelum akhirnya memeluk Islam. Bacaan al-Quran bersama buku-buku lain membuka jalannya menemukan kebenaran dan memantapkan keyakinan dalam hidupnya. Tentu faktor-faktor pemikiran saja tidak dengan sendirinya mendorong orang masuk Islam. Biasanya ada faktor emosi juga. Faktor emosi tentu bersumber dari seseorang. Atau suatu kejadian. Inilah yang kuduga banyak melibatkan Jen.

Saya mendengar suatu ketika ayah Szilvia menderita kanker mata dan dioperasi dengan menggunakan mata buatan. Ia tergoncang tanpa pegangan. Szilvia memang sudah menamatkan al-Quran dan kitab filsafat...tapi tetap abstrak. Saat itulah Szilvia berjanji jika ayahnya bisa sembuh total maka ia akan segera menyatakan diri Muslim. Dan itulah yang terjadi. Ayahnya sembuh total dan sehat hingga sekarang. Bahkan sudah 3 kali ke Indonesia.

Kesembuhan total ayahandanya tercinta nampaknya banyak menambah keyakinannya dalam berTuhan. Selama ini keyakinan itu seperti datang dan pergi. Seperti ada dan tiada atau seperti penting tidak penting. Kini beda. Menurut kisahnya, 31 januari 2006 Szilvia bersyahadat di Islamic Centre Budapest...jen tidak diberitahu.

SZILVIA nampaknya ingin mengalaminya sebagai sesuatu yang murni. Belakangan banyak kisah lucu dalam pencariannya. Sambil mencari arti Islam maka yang dicari juga adalah tentang siapakah @anismatta? Lelaki yang kini jadi sahabat pena-nya dan mengirimnya buku masih menyimpan tanda tanya. Salah satu artikel yang ia browsing bahkan menyebut @anismatta sebagai tokoh fundamentalis radikal. Tentu itu beda dengan apa yang dia temui di inbox emailnya. Seorang lelaki terbuka pembaca filsafat dan sejarah barat. Tapi baginya sekarang dia sudah menjadi seorang Muslimah...dengan keyakinannya sendiri. Jen akhinya diberitahu.
Jen tentu kaget karena dia tak menyangka keputusan besar diambil szilvia secepat itu. ALLAHU Akbar. Szilvia menurutku bukan pencari kebenaran biasa. Dia gigih dan determinan. Aku dengar dari jen. HARI-hari setelah bersyahadat dan apalagi setelah memakai jilbab maka Budapest menjadi tak mudah baginya. Ia harus menjawab banyak pertanyaan dari keluarga dan orang-orang terdekatnya. "Mi történt veled Szilvia?"

Itu saya translate, "Ada apa denganmu Szilvia?" Kira-kira dalam bahasa Hongaria itu pertanyaan terbanyak baginya. Szilvia bukan kalah. Dia bahkan meyakinkan banyak orang dengan agama Islam. Dia aktif di Islamic Center. Sampai setelah bermukim di Jakarta dia masih terus meyakinkan keluarga dan sahabatnya terdekat. Tahun lalu, Szilvia meyakinkan neneknya tercinta bersyahadat...alhamdulillah sebelum Allah kemudian memanggilnya. Ia mungkin membaca sebuah hadits yang menyebutkan betapa besarnya pahala bagi yang mengantarkan hidayah. Lebih baik dari dunia dan isinya. Ia merasakan proses pncarian itu dan ia ingin mengantarkan orang yg dicintainya.

Pencarian Szilvia yang mendalam dan ditemani Jen. Adalah kisah penting untuk dituliskan.

Bersambung ke bagian selanjutnya..... Bukan Sekedar Cinta

Lika-Liku Poligami Anis Matta

Bagian Pertama

Manajer Toko dari Budapest



Ini adalah sebuah kisah tentang lika-liku Presiden PKS @anismatta dalam menjalani pilihan pribadi beliau melakukan poligami. Tulisan ini disarikan dari kultwit @fahrihamzah yang kemudian ditampilkan di @pkspiyungan. Namun agar lebih enak dibaca maka saya sedikit melakukan editing pada tulisan ini. Mudah-mudahan tidak keluar dari maksud sang penulis yakni @fahrihamzah, karena editing yang saya lakukan lebih kepada perapian saja, bukan menambahi atau mengurangi konten.

Mengapa @fahrihamzah menceritakan kisah ini? Karena beliaulah yang pertama kali bertemu dengan isteri kedua @anismatta yakni Szilvia Fabula. “Aku” dalam tulisan ini  maksudnya adalah @fahrihamzah.

Pertemuan itu tanpa sengaja. Saat itu aku berkunjung di Budapest ibukota Hongaria. Hari itu, hari terakhir kunjungan kami di sana, aku mencari oleh-oleh buat keluarga, keluar masuk toko suvenir. Aku mencari dan agak sulit karena penduduk Budapest jarang yang berbahasa inggris. Akhirnya aku ketemu sebuah toko. Ada 3 gadis dalam toko itu. Dua gadis penjaga tak terlalu mengerti. Yang kucari adalah kaos oblong motif yang "historis" tentang Budapest. Aku biasanya membawa oleh-oleh oblong karena tidak semua anakku boleh makan coklat. Oblong seragam lebih baik.

Maka, permintaanku dijawab oleh manajer toko yang keluar menghampiri dengan bahasa inggris yang sangat bagus. Dialah Szilvia Fabula gadis Hongaria yang saat itu sedang mengambil S2 bidang ekonomi. Pantas bahasa inggrisnya bagus. Dan tentu belanja jadi lebih mudah. Aku ingat beli oblong agak banyak. Sekeluar toko itu, kulihat @anismatta masih berjalan tangan kosong belum ada belanjaan.

“Jen”, begitu aku biasa memanggil @anismatta, yang maksudnya kependekan dari SekJen. Maklum @anismatta adalah sekjen abadi, sedangkan aku adalah wakil sekjen. "Jen, ini tempat belanja enak. Manajernya jago bahasa inggris", demikian kira-kira kataku waktu itu.

Dia tertarik dan masuk, kuantar @anismatta sampai dalam, "Miss szilvy, my friend also need assistance". Dan aku lalu pergi. Kutinggalkan @anismatta di toko itu dan aku pun titip belanjaan dengan harapan bisa keluar lihat-lihat yang lain. Setiap beberapa menit aku kembali ke toko itu dengan maksud kalau sudah selesai bisa pulang ke hotel bareng. Berkali-kali aku kembali ke toko itu dan nampaknya ada percakapan dua hamba Tuhan yg belum selesai.

"Percakapan dua orang pintar", kira-kira seperti itu kedengarannya sebab temanya juga tidak sederhana. Sore itu adalah sore terakhir kami di kota tua itu. Dingin menjelang malam. Kami kembali ke hotel. @anismatta tidak bisa menutupi kesan dalam percakapan itu, "Manajer toko itu seorang pencari makna", kesannya. Kami tidur cepat malam itu karena besok pagi kami harus kembali pagi-pagi.

Pagi itu, setelah sarapan kami bersiap menuju airport. Rupanya sang manajer mampir sebelum masuk kerja. Dia datang membawa hadiah buat Jen, sebuah buku yang kulihat berat sekali temanya.  Belakangan kudengar bahwa malam itu ia melakukan browsing dan membaca versi bahasa inggris artikel @anismatta. Untuk itulah dia datang pagi itu, membawa buku dan menyatakan ingin belajar tentang tulisan-tulisan @anismatta.

Di kalangan aktifis tarbiyah @anismatta dikenal sebagai penulis produktif sejak awal 90-an. Manajer itu penasaran. Tapi, pagi itu kami berpisah tanpa tahu apakah kami akan bertemu lagi. Negeri kami berjarak jauh. Terus terang, banyak dari kisah ini kutahu di kemudian hari karena ini pribadi. Dan aku tak terbiasa urus pribadi orang. Meski aku dekat dengan @anismatta tak berarti aku harus tahu semua hal. Kisah ini terjadi sekitar 7-8 tahun lalu.

Satu kisah yang aku tidak tahu akan berakhir dengan pernikahan, sebab keluarga @anismatta adalah keluarga bahagia. Dan saya tahu Anaway, isteri pertama @anismatta adalah perempuan berani, terbuka dan cerdas anak politisi senior Golkar. Keluarga @anismatta adalah keluarga modern yang terbuka. Nyaris semua hal diputuskan bersama jika soal keluarga. Adapun kisah manajer Toko dari Budapest itu menjadi menarik karena rupanya ada korespondensi.

Suatu hari @anismatta bilang, "Ada email tuh dari Budapest".
"Dari Mustaq?", tanya saya balik.
Mustaq adalah pedagang pashmina dan karpet di pasar Budapest yang tokonya sempat kami masuki. Dia orang Kashmir, Muslim.
"Bukan, itu manajer toko", jawab Jen.
"Oh apa kabar dia?”, tanya saya dan rupanya Jen sudah mencetak email Szilvi.
Kepada saya diperlihatkan email yang sama sekali berat. Ini bukan soal percintaan dan rindu, ini soal filsafat.

"Ini berat Jen, kenalin aja ke Mustaq biar dia punya teman, kita kan kapan bisa ke sana?", itu solusi dariku.
Meski Jen nampak keberatan, aku berterus terang tak mengerti apa kelanjutannya. Tapi Jen selalu cerita. Aku sering di-update bahwa kini Szilvi sudah jumpa Mustaq dan rupanya isteri Mustaq orang Hongaria asli. Tapi banyak yang mengagetkan, misalnya Szilvi sudah bersyahadat atau Szilvi sudah pakai kerudung.

Sampai suatu hari aku ingat musim libur yang dingin...kami berkesempatan lagi ke Budapest. Ini kunjungan pribadi. Aku lupa jarak pertemuan kami dan betapa singkat pertemuan di toko dan lobby hotel saat perpisahan dulu. Tapi nampak pada tampilannya dan juga caranya bertuturkata kami seperti ketemu orang baru saat jumpa yang kedua kalinya.
 
Siapakah yang merubah Szilvi? Aku tidak tahu persis. Tapi memang aku menjadi banyak mendengar cerita dia. Setelah perpisahan dulu itu ternyata Szilvia terus mengontak melalui email dan diskusi antara @anismatta dengannya berlanjut intens. Szilvia cerita kepadaku bahwa mereka sama-sama peminat ilmu-ilmu sosial dan itulah yang mengisi diskusi mereka via email. Lalu topik diskusi juga pindah ke soal agama Islam dan sekitar 4 bulan kemudian Szilvia menyatakan sudah masuk Islam.

Rupanya dia sempat dikirimi al-Qur'an dengan terjemahan Bahasa Inggris dan lalu diarahkan ke Islamic Center Budapest oleh Jen. Di Islamic Center itulah Szilvia menemukan banyak teman dan akhirnya membuka hatinya masuk Islam. Sebagai pencinta ilmu sosial, dia berpikiran bebas dan tidak taat agama meski umumnya mereka katolik.. Dan salah satu sebabnya sangat kritis kepada Islam adalah soal pembolehan poligami oleh ajaran Islam.

Bersambung ke Bagian Kedua: Debat Tentang Poligami

Hari Gini Masih Merokok? Kasihan Deh Lu...


Sahabat Guru GO masih merokok sampai saat in? Duh, kasihan banget. Masak racun kok dihisab terus, apa tidak ada makanan lain ya? Nih coba renungkan tulisan berikut:

Jika ROKOK itu MENYEHATKAN... Kenapa dalam daftar menu 4 sehat 5 sempurna ROKOK tidak masuk?!

Jika ROKOK itu HALAL... Kenapa tidak ada label HALAL dari MUI minimalnya?!

Jika ROKOK itu LAMBANG KEJANTANAN... Kenapa dibungkusnya terdapat peringatan bahwasanya ROKOK MENYEBABKAN IMPOTENSI?!

Jika ROKOK itu BAIK... Kenapa mereka para PEROKOK tidak BERANI memberikan ROKOK kepada anak-anak dan isteri mereka?!

Dan jika sekiranya PARA PEROKOK ITU BERAKAL... Maka sudah pasti mereka sadar akan kebodohannya mencampakkan diri ke dalam kebinasaan di dunia dan akhirat dengan sebab ROKOK yang KHOBIST/KOTOR!

Hampir setiap kita beli produk apapun yang dikonsumsi PASTI ada tanggal expire atau kadaluwarsa; KECUALI RACUN... Yah jika kita bolak-balik bungkus ROKOK tidak akan kita temukan tanggal produksi dan kapan kadaluarsanya... Kenapa? Karena ROKOK itu termasuk RACUN dan sudah KADALUARSA ketika keluar dari pabriknya! Yang bahkan sepakat para ahli medis baik muslim maupum kafir akan kejelekan ROKOK dan merusak kesehatan... Belum lagi dalam tinjauan syar'i yang MENGHARAMKAN ROKOK...Ingat! TAK SATU ULAMA PUN yang menghalalkan rokok!

Berapakah SEBENARNYA umur kita?


Rata-rata umur manusia dari lahir sampai meninggal berkisar antara 60 sampai 70 tahun. Kita coba ambil pertengahannya yakni 65 tahun. Namun umur tersebut belum dikurangi dengan usia baligh, usia dimana manusia mulai dihitung amal maupun dosanya. Rata-rata usia baligh untuk lelaki adalah sekitar 15 tahun dan untuk perempuan sekitar 12 tahun. Jika umur manusia 65 tahun dikurangi usia baligh 15 tahun, maka umur efektif manusia hanya 50 tahun atau 18.250 hari.

Tapi tunggu dulu. Ternyata usia 50 tahun itu pun masih usia kotor, alias sudah termasuk kegiatan kita yang tidak bermutu seperti mengobrol ngalor ngidul, menonton sinetron, melamun, merokok, dan sebagainya. Marilah kita mencoba menghitung berapakah usia efektif kita?

Katakanlah kita tidur 8 jam sehari, maka artinya dalam waktu 50 tahun tersebut kita sudah tidur selama 8 jam x 18.250 hari = 146.000 jam atau 16 tahun 7 bulan (dibulatkan menjadi 17 tahun). Coba bayangkan, 17 tahun hanya dipakai untuk tidur? Belum lagi bagi mereka yang tumor, alias tukang molor, mungkin tidurnya bisa 20 tahun atau lebih.

Sekarang kita coba menghitung aktivitas kita di siang hari. Rata-rata kita beraktivitas di siang hari selama 12 jam. Artinya dari waktu 50 tahun tersebut waktu yang kita pakai untuk beraktivitas adalah 12 jam x 18.250 = 219.000 jam atau 25 tahun. Apa saja aktivitas yang kita lakukan? Ada yang bekerja, ada yang berzina, ada yang sedekah, ada yang menonton sinetron, ada yang menyebarkan ilmu, dan sebagainya.

Sekarang waktu kita tinggal 8 tahun, karena 17 tahun kita pakai untuk tidur dan 25 tahun kita pakai untuk beraktivitas. Apakah benar waktu kita yang tinggal 8 tahun itu untuk ibadah? Mari coba kita hitung berapa tahunkah kita sholat.

Anggap saja kita sholat memakan waktu 10 menit. Jika kita sholat lima waktu berarti dalam sehari kita memakai 50 menit untuk sholat, kita bulatkan saja menjadi 60 menit atau 1 jam sehari. Jika kita hitung maka umur 50 tahun tersebut kita hanya sholat selama 2 tahun. Ya kita hanya menyisihkan waktu 4 persen hidup kita untuk sholat? Namun anehnya banyak manusia yang enggan melakukannya. Sungguh teramat tidak ada artinya nilai 4 persen dibanding aktivitas kita yang lain.

Ya benar, sekolah, bekerja itu ibadah (kalau niatnay ibadah). Tapi banyak manusia yang sekolah hanya ingin mendapatkan ijazah. Banyak manusia yang bekerja hanya ingin mencari sampah-sampah dunia. Naudzubillah...

Marilah kita perbanyak ibadah kita karena kita hidup ini tugasnya Cuma satu menyembah Alloh. Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduni. Dan AKU tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar mereka menyembah-KU. Semoga hidup kita tidak sia-sia. Amin... (guruGO.blogspot.com)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Guru GO! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger