Lika-Liku Poligami Anis Matta (Bagian Terakhir)
Anaway (tengah) istri pertama Anis Matta |
Bagian ini adalah lanjutan dari bagian sebelumnya Penentu Terakhir: Ijin dari Majlis Syuro
KISAH INI TAKKAN MUDAH bagi banyak orang. Terutama bagi keluarga Jen. Khususnya Anaway dan anak2nya. Kisah ini juga tidak mudah bagi banyak perempuan yang khawatir ini akan jadi propaganda. Tak mudah juga bagi teman-teman aktifis perempuan yang terkena stigma seolah ini hanya pembenaran. Maka tentu tak mudah juga bagi saya karena saya akan dituduh memasuki pribadi orang. Tapi apa pilihannya-pilihannya? Masalahnya Jen telah menjadi manusia publik. Suka atau tidak. Dan kita memilih jalan yang rumit ini.
Jen sendiri aku tahu ketika ditanya dia lebih suka sepi. Apa sih enaknya diomongin orang? Menjadi orang yang dikenal luar itu seperti merelakan tubuh kita dicabik sekawanan serigala. Tiada henti. Setelah itu mungkin ada yang menambal lalu tercabik lagi. Tapi keduanya serasa sakit. Kita kehilangan hidup yang sepi. Maka bagi @anismatta sebenarnya yang berat justru izin partai… urusan pribadi ijin partai.
Selama di Jakarta itu Anaway-lah yang mengantar Szilvi kemana-mana..termasuk memperkenalkannya ke keluarga Anaway sendiri. Jen sendiri tidak banyak bertemu dengan Szilvi selama 2 pekan itu untuk memberi kesempatan yang leluasa bagi mereka berdua saling mengenal.
Perbedaan budayalah yang paling dikhawatirkan Jen, disamping tentu perbedaan umur yang terpaut 12 thn. Tapi semua berjalan dengan baik sampai di situ. Tinggal izin partai, duh ini lagi... Sebelum meminta izin ke ust.Hilmi Aminuddin, Anaway sudah lebih dulu membawa Szilvi ke rumah beliau.
Setelah itu barulah Jen menemui Ust. Hilmi. Bagi beliau masalah pribadi seperti ini harus dikelola dalam konteks kepentingan organisasi. Tidak mudah bagi beliau untuk mengizinkan @anismatta menikah lagi terutama karena beban organisasinya sebagai sekjen. Selain masalah beban itu juga bagaimana ini akan berdampak bagi kader secara umum, pimpinan harus menjadi contoh. Diskusi di seputar itulah yang alot diantara mereka berdua yang berlangsung sekitar 2 jam. Sebegitu alotnya akhirnya Ust. Hilmi mengajukan satu pertanyaan sangat penting kepada @anismatta sebagai sekjen.
“Bagaimanapun,” kata beliau, “suatu saat antum mungkin akan jadi pemimpin nasional di masa yang akan datang, apa ini tidak akan jadi masalah?”
Jen terdiam lama lalu menjawab, “Ustadz,” katanya, “ saya tahu diri saya ustadz, saya lebih tepat untuk kerja-kerja dapur ketimbang jadi pejabat publik.”
Sejak lama memang @anismatta menyadari fakta tentang dirinya yang tidak tepat untuk jabatan publik. Itulah mengapa selalu menghindarinya. Anismatta bisa mengoperasikan partai dengan baik tanpa harus menjadi pejabat publik. Dari dulu itu ia yakini. Orientasinya lebih kuat ke achievement daripada power. Baginya power adalah tool of achievement bukan sebaliknya. Mungkin karena itu ia gampang meninggalkan jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR RI saat harus jadi Presiden Partai.
Dalam banyak kesempatan @anismatta selalu mengatakan jabatan tidak serta merta membuatmu bisa berkontribusi. “Tapi jika kamu punya kapasitas besar kamu pasti berkontribusi walaupun tidak punya jabatan,” kata Jen. Itu dasar dari jawaban-jawabannya kepada Ust. Hilmi saat itu. Dia lebih nyaman jadi orang dapur ketimbang jadi orang panggung. Ada pikiran lain yang berkecamuk dalam dirinya saat itu, yaitu keinginan untuk menguji dirinya sendiri sebagai leader, ini rahasia jen. Baginya fase ini adalah ujian kepemimpinan. Ini ujian stabilitas emosi dan spiritual. Ini juga ujian kemampuan mengelola orang. Ujian bagi kemampuan memikul beban. Kalau ini saja gagal apa lagi yang lain.
Manusia selalu punya dua sisi dalam hidupnya, rumahnya dan pekerjaannya, itu Jen kelola secara seimbang. Bagi @anismatta, keluarganya adalah fondasi sosialnya bagi kehidupan profesionalnya. Jika seseorang hanya sukses di salah satunya itu artinya ia tidak akan bisa terbang karena hanya punya satu sayap. Alhamdulillah izin itu akhirnya keluar juga. Keesokan harinya mereka langsung menikah, sederhana tapi mendebarkan.
Pernikahan dilangsungkan di rumah @anismatta sendiri, tanggal 2 mei 2006 setelah Maghrib, rumahnya sampai sekarang. Anawaylah yang mendandani Szilvia dan menyiapkannya sebagai pengantin lalu membawanya ke ruang tamu sekaligus musholla. Malam itu Irel bertindak jadi wali, Aboe Bakar Alhabsyi
khutbah nikah, dan saya bersama Hendro jadi saksi. Ayah ibu dan anak-anak Jen hadir dalam acara itu.
Semua berlangsung singkat dan sederhana. Takdir adalah penjelasan terbaik untuk itu semua. Sebab kami tidak punya bayangan bahwa ini akan benar-benar jadi kenyataan.
Ketika menjadi Wakil Ketua DPR RI tahun 2009 @anismatta memasukkan 2 Istri dalam LHKPN dan ditulis dalam profil anggota DPR. LHKPN adalah Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara kepada KPK yang diupdate setiap tahun. Boleh tanya Johan Budi. Sejak awal @anismatta tidak khawatir itu akan mengganggu jalan hidupnya sebagai politisi. Sebab politik baginya adalah medan pengabdian, sarana ibadah kepada Allah, bukan karir yang direncanakan apalagi ambisi. Yang penting baginya adalah kontribusi bukan posisi. Itulah mengapa ia jadi orang yang benar-benar merdeka dan hidup tanpa beban target karir. Nilai seseorang akhirnya pada kontribusinya bukan pada posisi yang dia duduki dan itu berpulang pada keikhlasan dan kapasitas. Itulah yang terjadi tahun 2009 @anismatta berhasil memimpin pemenangan pemilu PKS dengan tambahan 12 kursi DPR baru dari 45 ke 57 kursi.
Jen gila kerja. Waktu menjadi ketua TPPN (Tim pemenangan pemilu nasional), partai digerakkan kerja seperti orang gila. Jen bisa tidak tidur berhari-hari kalau dianggap perlu. Dan itu sering. Saya tidak kuat. Saya ingat ketika pernah diajak tidak tidur saat akhir minggu tenang dan penghitungan suara. Sudah malam tidak tidur habis subuh diajak olah raga sambil cari sarapan di daerah kota. Terpaksalah kita kuat-kuatin aja...tapi anehnya ya jadi kuat beneran. Meski minggu berikutnya aku tidur seminggu.
Saya kira karena track record itulah akhirnya Majelis Syuro aklamasi memilihnya jadi Presiden saat PKS diterpa badai. Dan sampai hari ini Jen masih yang dulu. Tentu aku ingin dia memimpin negeri ini. Aku yakin negeri akan tambah baik. Orang boleh bicara apa saja. Tapi adalah kewajibanku menyampaikan cerita yang tak mungkin dia lakukan sendiri. Setelah ini aku akan berhenti bicara tentang keluarga Jen. Cukuplah apa yang sudah kusebut. Aku minta maaf kepada semua yang terluka dan aku minta maaf kepada semua kata-kata salah. Karena ini telah menjadi berita publik aku minta koreksi kalau ada salah. Terimakasih.
By: Fahri Hamzah
Sumber: PKS Piyungan
+ Komentar + 5 Komentar
Subhanalloh. Sungguh istri yang luarbiasa. Seandainya istri saya seperti istri Anis Matta.... #Ngimpi... :)
MasyaAllah...
Sangat menginspirasi..
Cinta sejati adalah ketika sanggup menempatkan kesadaran di atas perasaan..
(Y)
Subhaanalloh..
Sangat menginspirasi, bahwa cinta sejati adalah ketika mampu menempatkan kesadaran di atas perasaan...
Di antara ciri wanita calon penghuni syurga adlh ; penyayang, mampu memberi bnyak ank, membawa manfaat utk suami, dan ketika terjadi pertengkaran dgn suami, segera berhambur ke pangkuan suami utk meminta maaf..
MasyaAllah...
Sangat menginspirasi..
Cinta sejati adalah ketika sanggup menempatkan kesadaran di atas perasaan..
(Y)
MasyaAllah...
Sangat menginspirasi..
Cinta sejati adalah ketika sanggup menempatkan kesadaran di atas perasaan..
(Y)
Posting Komentar
Anda merasa mendapatkan KEBAIKAN dari postingan ini? SILAHKAN BERKOMENTAR secara santun, bijak, dan tidak menghakimi. TERIMAKASIH telah sudi meninggalkan komentar di sini. Semoga hidup Anda bermakna. amin...