Terjemahkan Blog Ini

Headlines News :
Home » , , » Buka Luwur: Ritual di Kota Muslim yang Tidak Islami

Buka Luwur: Ritual di Kota Muslim yang Tidak Islami

Written By Guru GO on 26 Desember 2009 | 09.36







Buka Luwur adalah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Kudus setiap tanggal 10 Muharram. Yakni luwur (kain kelambu penutup makam Sunan Kudus) dibuka dan diganti dengan luwur yang baru. Mengapa saya katakan tidak islami? Karena ritual itu mengandung berbagai perbuatan yang ditentang agama:



  1. Bukankah setiap tanggal 10 Muharram Rasulullah mengajarkan kepada umat Islam untuk berpuasa? Mengapa justru di Masjid al-Aqsha Kudus malah bagi-bagi nasi bungkus? Mengapa tidak tanggal 11 Muharram saja? Bukankah ini sama saja dengan menentang Rasulullah? Rasul mengajak puasa, tapi mereka mengajak berpesta? Bukan hanya orang Kudus yang datang untuk berpesta. Tapi ribuan orang luar Kudus (bahkan dari luar provinsi Jawa Tengah) juga datang untuk berpesta di sini.
  2. Banyak para pemuda dan pemudi berdesakan untuk mengantri nasi bungkus. Mereka tidak dipisahkan, akhirnya kemaksiatan pun terjadi. Apa hal ini tidak sama dengan kerumunan pemuda-pemudi yang nonton konser musik? Campur aduk tanpa sekat.
  3. Banyak dari pengantri yang justru tidak sholat Subuh hanya untuk mendapatkan nasi bungkus tersebut. Bagaimana bisa ibadah fardhu dikalahkan dengan ritual adat begini?
  4. Banyak dari para pencari Nasi bungkus bukan memakan nasinya tetapi untuk disimpan. Ada yang ditaburkan di sawah dan ladang mereka supaya subur. Ada yang digantungkan di dalam rumah. Mungkin hanya saya (dulu waktu masih berumur sembilan tahun) yang makan nasi tersebut. Bukankah fungsi nasi adalah untuk dimakan? Apakah ini tidak berarti mereka lebih percaya kepada nasi daripada percaya kepada Alloh?
Sudah semestinya masyarakat Kudus menjalankan syariat agama tanpa diliputi dengan syirik dan khurafat. Syukurlah dulu orang Kudus tidak ada yang berani menyembelih sapi. Tapi sekarang sudah banyak masyarakat yang sadar dan akhirnya mau menyembelih sapi. Saya ingat betul, yang pertama kali menyembelih sapi adalah almarhum bapak saya yakni di SMA Muhammadiyah Kudus. Tapi masih banyak adat Kudus yang melanggar syari’at, diantaranya tentang buka luwur di atas. Ayo modifikasi, biar tidak melanggar syari’at! Para Kyai, semua ada di tanganmu. Karena kebanyakan orang Kudus lebih taat pada Kyai daripada taat sama Alloh dan Rasul! (GuruGO.blogspot.com).
Share this post :

+ Komentar + 4 Komentar

Anonim
27 Desember 2009 pukul 18.14

ummm... kdang g bisa dipisahkan antara ritual adat, dan syariat islam...

27 Desember 2009 pukul 21.24

Sebenarnya bukan pada pemisahannya yang jd persoalan. tapi pada inti ritualnya. Jika tidak melanggar syari'at, maka tdak mengapa.

8 Juni 2011 pukul 10.19

hmmmmm sip mas infonya ehhh afwan ustad ckcck msih terbawa sperti dlu mas muhsin

9 Juni 2011 pukul 16.42

@slamet: wa iyyakum

Posting Komentar

Anda merasa mendapatkan KEBAIKAN dari postingan ini? SILAHKAN BERKOMENTAR secara santun, bijak, dan tidak menghakimi. TERIMAKASIH telah sudi meninggalkan komentar di sini. Semoga hidup Anda bermakna. amin...

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Guru GO! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger