Terjemahkan Blog Ini

Headlines News :
Diberdayakan oleh Blogger.

Channel Youtube

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah saya. Bukan ayah saya. Bukan pula anak saya. Saya jangan dihargai karena 'pangkat' ayah saya. Saya juga jangan 'disamakan' dengan anak saya. Akuilah saya apa adanya.

Selamat Datang di Blog Saya, Ahlan Wa Sahlan Bihudzurikum.

Semoga blog ini bermanfaat untuk Anda. Apa hal positif dari Blog ini beritahu teman. Jika ada ada yang kurang beritahu saya agar saya bisa memperbaikinya. Boleh Copas asalkan mencantumkan alamat blog ini. Jazakumullah
Saya sangat berterima kasih Anda sudah berkunjung ke blog saya. Lebih berterima kasih lagi jika Anda meninggalkan komentar pada postingan saya baik berupa koreksi, persetujuan, maupun tambahan ilmu buat saya.
Jika Anda merasa puas dengan blog ini tolong beritahu teman atau saudara agar blog ini bisa lebih dikenal luas dan anda pun Insya' Alloh akan mendapatkan pahala karena menyebarkan kebaikan. Tetapi jika Anda tidak puas tolong beritahu saya. Maturnuwun. Terimakasih. Jazakumulloh khoiral jaza'

Berusaha Menjadi Lebih Baik

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi ALLAH SWT atas curahan cinta yang tiada lelah Ia berikan kepada setiap hambanya

Langsung saja akh"................
Tujuan saya menulis email ini adalah untuk mengungkapkan kegelisahan yang belakangan ini muncul di benak saya. Beberapa bulan lalu saya membaca buku anda yang berjudul "apa kata dunia jika akhwat jatuh cinta". Setelah membaca buku tersebut, saya semacam mendapatkan enlighment. Saya jadi tersadarkan akan eksistensi pribadi saya di mata mslimin wal muslimah kaffah. Jujur saya katakan saya memang bukan akhwat. Saya hanya sekedar wanita muslimah yang mencoba mentransformasi diri untuk menjadi akhwat, muslimah kaffah dambaan umat. Memang ini sangat sulit, dan sampai saat ini pun rasanya saya masih belum sepenuhnya siap menelan pil isalam kaffah untuk menyembuhkan penyakit sesat saya.

Ada satu hal yang ingin saya ungkapkan di sini. Dari semenjak saya belum membaca buku anda, saya telah memiliki satu harapan. Dan belakangan saya baru sadar bahwa harapan saya tersebut sangat muskhil. Harapan saya adalah, suatu saat nanti saya bisa menyanding seorang ikhwan kaffah sebagai imam keluarga yang mampu membimbing saya dan anak-anak saya untuk menemukan jalan menuju jannahNya. Harapan tersebut muncul dikarenakan saya merasa tak memiliki cukup dorongan untuk meng-kaffahkan diri, meskipun telah memilili keinginan untuk itu. Saya berharap, ikhwan kaffah dambaan saya tersebut mampu membimbing, mensupport, dan melipatgandakan dorongan dalam diri saya untuk bisa berubah.

Ada satu kalimat dalam buku anda yang membuat saya tersentak kaget dan sadar betapa bodohnya harapan yang selam ini bersarang di benak saya,"lelaki baik-baik hanya untuk perempuan baik-baik..."Astaghfirullah....betapa tidak tahu dirinya saya...saya merasa tak berhak mendamba ikhwan sejati...karena saya bukan akhwat....Tapi anehnya, meskipun saya tahu bahwa harapan saya begitu muskhil, bodoh, dan mengindikasikan bahwa empunya sungguh tak tahu diri....saya masih tetap menyimpan harapan tersebut.....Saya masih terus berharap suatu saat nanti bertemu dengan ikhwan kaffah yang rela mempersembahkan cintanya kepada saya, cinta yang abadi karena dasarnya abadi (ALLAH), cinta yang bersemi karena diawali niatan untuk berdakwah....

Ketika saya membaca satu kisah yang tersurat dalam buku anda mengenai seorang ikhwan yang rela menikah dengan wanita non akhwat karena kecantikannya, kadar pesimistis dalam hati saya untuk mewujudkan salah satu harapan penting dalam hidup saya tersebut menjadi semakin tinggi. Bagaimana tidak,,dengan gaya bahasa yang begitu meyakinkan anda mensyiarkan kepada semua ikhwan jangan menikahi wanita yang belum matang (seperti saya), menikahlah dengan wanita yang sudah matang. Hati saya menjadi gelisah tak terbayang,,,saya bukan hanya ragu tapi putus asa...saya merasa tidak akan pernah bisa menyanding ikhwan sejati sebagai suami saya.....tapi saya sudah terlanjur merasa bahwa satu-satunya hal yang bisa membuat saya berubah..hanyalah ikhwan yang dengan tulus ikhlas menikahi saya karena tujuan dakwah, yang dengan rela dan penuh cinta membimbing dan memberikan pengetahuan yang dapatmemberikan kesadaran mendalam bagi diri saya....saya masih tetap berharap sampai dengan saat ini...saya memang naif...tapi...menurut anda apakah mungkin harapan saya tersebut terwujud?

Saya menemui banyak ikhwan di sekitar saya. Tapi, saya rasa para ikhwan yang saya temui belum dapat disebut sebagai ikhwan sejati. Dalam frame saya, seorang ikhwan sejati adalah ikhwan yang senantiasa menjaga pandangan kepada perempuan jenis apa saja tak peduli akhwat ataupun non akhwat (seperti pandangan anda mengenai akhwat), yang mengaggap dakwah adalah nafasnya, melakukan segala sesuatunya karena dakwah di jalan ALLAH. Itulah ikhwan sejati yang selama ini saya damba dan selalu nantikan kehadirannya. Tapi saya ragu, apakah di dunia ini benar-benar terdapat manusia semacam itu...jikalaupun ada, maukah ia menikahi wanita muslimah tanpa keistimewaan seperti saya....terus terang belakangan ini saya sungguh resah memikirkan hal-hal tersebut...

Itulah tadi ungkapan hati saya,. Saya berharap ada itikat dari akhi untuk menjawab email saya. Karena jawaban yang akhi berikan insaya Allah akan sangat membantu usaha saya untuk mereduksi kegilisahan di hati

Sekian dari saya..terimakasih atas waktu yang akhi berikan untuk membaca ungkapan hati saya. Sekali lagi saya sangat mengharapkan balasan email dari akhi

Syukron. JAZAKILLAH KHOIRON KATSIRO
Wassalamualaikum wr.wb.

Lihat Betapa Piciknya Sekolah Kristen


Jika Anda lihat pada halaman HTML Sekolah Dasar Kristen Kota Modern - BPK Penabur Jakarta, (link alamat ini sudah dihapus oleh adminnya). Anda akan menemukan bahwa siswa yang beragama Islam WAJIB mengikuti pengajaran agama Kristen dengan menulis surat pernyataan di atas materai Rp 6.000,00. Apakah pemerintah tinggal diam dengan pelanggaran ini. Bukankah UU Sisdiknas mengatakan bahwa pihak sekolah wajib menyediakan guru agama khusus bagi siswa yang bergama lain? Mengapa terjadi pelanggaran seperti di SD Kristen di Jakarta ini? Jangan sampai anak-anak kita masuk ke sekolah seperti ini, meskipun prestasinya segudang. Jika taruhannya adalah Aqidah, kita jangan main-main dengan dunia! Wahai para pemimpin negeri, lihatlah perilaku rakyatmu yang memaksakan kehendaknya tanpa memperhatikan etika!

PSB SDIT Muh. al-Kautsar


-->
Pendaftaran Siswa Baru (PSB)
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammadiyah
AL-KAUTSAR
Syarat Pendaftaran
  1. Mengisi Formulir Pendaftaran
  2. Menyerahkan photo copy akte kelahiran atau surat kenal lahir.
  3. Menyerahkan photo copy KTP orangtua/wali.
  4. Menyerahkan tanda lulus TK setelah diterima dan setelah ada tanda kelulusan dari TK.
  5. Membayar uang pendaftaran Rp 100.000,00
Tempat Pendaftaran
  1. Kampus SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura setiap hari pukul 08:00 – 13:00 WIB (Hari Ahad tutup).
  2. Contact Person:
Heru: 081 2262 8187
Hadi: 081 2260 4458
Waktu Pendaftaran
Gelombang I:
Pendaftaran: 09 – 14 Maret 2009
Tes Seleksi Psikologi: 15 Maret 2009
Pengumuman 17 Maret 2009
Daftar Ulang 17 – 29 Maret 2009
Gelombang II:
Pendaftaran: 01 – 04 April 2009
Tes Seleksi Psikologi: 05 April 2009
Pengumuman 13 April 2009
Daftar Ulang 14 – 18 April 2009
Seleksi Pendaftaran
Tes Penerimaan meliputi:
  1. Tes Lisan (dilakukan pada saat anak mendaftar). Tes ini mencakup:
    1. Kemampuan Dasar.
    2. Baca huruf arab (Iqra’) dan huruf latin.
    3. Wawancara orangtua/wali.
  2. Tes Tulis.
    1. Tes Psikologi (sesuai jadual).

Nonton Film "Sang Murabbi" Lewat Komputer/Laptop

Ketika saya mendapatkan CD "Sang Murabbi" tertulis bahwa CD tersebut hanya bisa diputar lewat VCD dan tidak bisa diputar lewat komputer. Memang ketika CD itu saya masukkan ke drive DVD di komputer saya ternyata tidak detect. Tapi secara tidak sengaja saya menemukan blog yang mengulas tentang hal ini. Bahwa ada software yang bisa mutar CD tersebut di komputer. Info lengkapnya silahkan kunjungi di sini. Semoga bermanfaat. Saya sudah mencobanya dan berhasil. Silahkan antum coba. Semoga kita bisa meneladani semangat perjuangan Ust. Rahmat Abdullah. Aminnn...

BIBEL, Kitab yang Porno

al-islahonline.com : Dewi Purnamawati nama saya, kelahiran Solo Th. 1962. Tahun 1971, Mase (panggilan saya kepada ayah) yang pegawai AURI pindah tugas ke P. Lombok sehingga saya besar di P. Lombok sampai lulus SLTA Th. 1981. Kemudian kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta sampai lulus Th. 1985. Sejak Th. 1986 saya kembali menetap di Solo dan mengabdikan diri sebagai guru listrik di STM Negeri 2 Surakarta yang saat ini nama-nya SMKN V Surakarta.

Pengaruh kekristenan ibu yang aktifis gereja sangat kuat, Th. 1971 Mase yang semula Islam tidak sekedar dikristenkan ibu tetapi bahkan berhasil dibina menjadi aktifis penginjilan yang militan & handal. Mase dianggap punya kelebihan talenta. Mampu berinteraksi dan mengusir kuasa kegelapan, padahal kemampuan metafisik/paranormal semacam itu yang mereka anggap kelebihan dan anugerah Tuhan, dalam kacamata Islam justru indikasi lemahnya Tauhid, karena menurut ajaran Islam talenta semacam itu sebenarnya berasal dari setan.

Kami 3 bersaudara -saya dan 2 adik saya- dididik dengan ketat dalam kehidupan kristen yang taat dan sangat kuat. Sejak kecil sudah dicekoki doktrin-doktrin kristen. Merendahkan & apriori terhadap Islam. Harus mampu menampakkan bahwa kristen adalah KASIH. Digembleng menjadi militan untuk mampu memasuki dan mempengaruhi kehidupan masyarakat P. Lombok yang mayoritas beragama Islam, kami semua aktif dalam penginjilan/pemurtadan. Contoh keberhasilan didikan ibu adalah adik saya laki-laki, sejak kira-kira Th. 1997 ia menjadi pendeta di daerah Cimahi setelah menamatkan S2 nya di Institut Agama Kristen TIRANUS Cimahi Bandung.

Dia telah sukses mengkristenkan orang satu kampung melalui cara mengajarkan dan membantu masyarakat berusaha dengan mengelola tanaman hidrophonik, sementara adik saya perempuan, aktif penginjilan di P. Madura. Obsesinya mengkris-tenkan para kiai. Sebab peluang itu ada! Kalau malam minggu dia menga-mati kiai nyebrang ke Surabaya, pakaian kiai-nya ditanggalkan dan ganti pakai celana jeans dan T.Shirt lalu asyik dalam dunia hiburan!.

Saya sendiri, suami pertama adalah aktifis HMI sekaligus pengurus pengajian yang telah berhasil saya kristenkan, tetapi akhirnya kami bercerai juga. Memang kristen mengajarkan “Apa yang telah dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia.” tetapi pendeta akhirnya mengijinkan kami bercerai, ia tidak punya solusi.

Anak saya sejak perceraian itu dipelihara ibu di Lombok, ia dididik ibu menjadi kristen militan. Tidak boleh saya ambil untuk saya didik di Solo, kecuali kalau saya balik ke kristen. Anak saya yang semata wayang itu, untuk mendapatkannya ibarat ‘toh nyowo’ hampir keguguran sampai 3 kali.

Tepatnya malam 27 Ramadhan th. 2004, dengan sadar & tanpa beban telah memutuskan hubungan ibu-anak dengan saya, karena meski-pun diiming-imingi, diancam dan menanggung resiko apapun saya tetap Islam tidak mau balik Kristen. Dengar-dengar sekarang ini ia kuliah di Jawa mengambil Pastoral Konseling di sekolah theologi, dalam rangka menjadi seorang pendeta … wallaahu a’lam.

Sejak itu pula saya di PHK keluarga saya. sama nenek saya , Pakde Bud, Bapak-ibu dan adik-adik yang sejak kecil saya yang mengasuh, membiayai pendidikan & pernikahan mereka. Sebenarnya sejak kecil saya sudah sering merasa sangsi, bimbang, bingung, galau dan ragu dengan ajaran Kristen. Banyak sekali kejanggalan, banyak hal tidak sesuai dengan akal sehat, tetapi saya tetap mencoba setia dengan kekristenan saya. Tetap melakukan penginjilan walau kegalauan semakin hari semakin membengkak dan terasa menyiksa. Pindah agama Islam? Wow…..sorry! secuilpun tak ada minat, image Islam tidak menarik sama sekali! kalau benci… memandang rendah …. Ya!.

Namun yang namanya hidayah, kalau Allah menghendaki maka tidak ada seorangpun yang mampu menolaknya meskipun semula ia sangat membencinya.

Saya meragukan kesempurnaan Bible, pikir saya “Kalau buku sudah benar dan sempurna tidak usah direvisi, kalau kitab Injil sudah sempurna mengapa Allah masih menurunkan Al-Qur’an ?” Itulah yang mengusik logika saya dan meluluhkan ke-Kristen-an saya.

Saya mulai meragukan Kristen, NATAL! Perayaan paling meriah dan ibadah paling sakral di dalam Kristen dan dirayakan setiap 25 Desember., tetapi tidak satupun ayat alkitab yang membahasnya atau minimal menyinggungnya, bahkan terbukti perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah perayaan yang merayakan kelahiran berhala-berhala pra Kristen, yaitu dewa Mithra yang dianggap putra tuhan dan cahaya dunia (dewa matahari), Osiris, Adonis, Dionysus, Khrisna. Jadi jelas bahwa perayaan Natal itu mengadopsi dan melestarikan perayaan tuhan-tuhan para penyembah berhala. Bahkan hari suci mingguan Kristen yang semula menghormati hari Sabat Yahudi yaitu hari Sabtu, oleh Kaisar Konstantin digeser dan disesuaikan dengan hari suci mingguan para penyembah berhala yang memuliakan dewa matahari yaitu Hari Matahari (SUN DAY) / hari Minggu.

Saya juga mulai meragukan isi Alkitab sendiri, misalnya :

Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun. Imamat 10:9

Dalam ayat tersebut Allah melarang minum anggur dan mabuk tetapi kenapa dalam Injil karangan Yohanes 2:7-10 dikisahkan Mukjizat Yesus malah mengubah enam drum air menjadi anggur yang memabukkan ?

Kenapa kisah porno dan cabul bertebaran di ‘Kitab Suci Bible’ misalnya di dalam kitab Kitab Kidung Agung misalnya :

Kiranya ia mencium aku dengan kecupan!
Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur KA 1:2

Tangan kirinya ada di bawah kepalaku,
Tangan kanannya memeluk aku. KA 2:6

Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu
Seperti dua anak rusa buah dadamu,
Seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput
Di tengah-tengah bunga bakung. KA 4:3,5

Pusarmu seperti cawan yang bulat,
Yang tak kekurangan anggur campur.
Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.
Seperti dua anak rusa buah dadamu,
Seperti anak kembar kijang. KA 7:2-3

Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan
Buah dadamu gugusannya.7
Aku ingin memanjat pohon korma itu dan
Memegang gugusan-gugusannya.
Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan
Nafas hidungmu seperti buah apel KA 7:7-8


Kenapa Allah Yang Maha Esa diakui terdiri dari 3 unsur tuhan tetapi dipaksakan dikatakan satu (trinitas/- tritunggal)? Seabreg kemusykilan dan seabreg masalah yang jauh dari akal sehat dan tidak selaras dengan nalar.

Saya jadi malas pergi ke gereja dan enggan membuka injil karena ada revisinya yaitu Al-Qur’an dan ketika teman meminjami buku berjudul ‘Akhlahk Islam’ masya Allah saya begitu ta’jub karena hal yang kecil diperhatikan dan ada tuntunan didalam Islam. Misal sehabis bersenggama wajib mandi besar, yang lewat lebih dulu memberi salam, istri pergi tidak cukup minta ijin tetapi suaminya harus ridho. Tentu hal yang besar lebih diperhatikan lagi! Setelah bertahun-tahun dalam kebimbangan, perenungan dan pergulatan batin serta berdoa memohon petunjuk kebenaran kepada Tuhan yang sebenar-benarnya Tuhan, maka saya memutuskan memeluk agama Islam pada Februari 1999.

Beberapa bulan berikutnya saya menikah untuk kedua kalinya dan yang mengantarkan saya pada Islam. Tetapi teman-teman saya yang mayoritas Islam tidak berusaha mendakwahi saya, entah karena tidak PD atau tidak paham bahwa Islam itu agama luar biasa, sempurna!. Tetapi justru saya yang getol menyampaikan Kristen kepada mereka.

Setelah keislaman saya, beberapa ujian datang dari teman-teman/tetangga yang Kristen atau orang Islam yang mencurigai ke-Islam-an saya, usaha saya bangkrut ditipu kyai yang berkedok membimbing saya, saya sempat terperosok ke dalam aliran Islam sesat, suami saya yang staf manajer mengundurkan diri karena diskriminatif. Ketika semangat Islam saya baru bersemi suami meninggal dan saya sakit keras dan sedihnya uang di dompet tinggal Rp.10.000,-.

Seminggu kemudian Ibu saya mengultimatum saya bila memilih Islam biaya hidup mulai kecil dianggap sebagai hutang. Saat ini saya bergabung di Forum Arimatea Solo dan turut berdakwah bahayanya kristenisasi dan membentengi umat Islam dari bahaya pemurtadan. Untuk ini saya sudah 6 kali menerima ancaman, baik akan dilaporkan di kelurahan, kepolisian dan akan dibunuh, tetapi saya tidak gentar karena Allah yang Maha Kuasa dan Maha menepati janji telah menjanjikan “Barang siapa menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya” Dan siapapun tidak akan mampu mendatangkan kemudharatan jika Allah tidak menghendaki.

Inilah sekelumit perkenalan saya dan liku-liku hidup saya dalam menerima dan mempertahankan hidayah Al-Islam.

Perang Cerdas Modal Hamas


Oleh: Ridlwan *

Hari Sabath (Sabtu), hari yang dikuduskan kaum Yahudi diingkari sendiri oleh tentara Israel. Di hari larangan membunuh, bepergian, dan berdagang itu, pasukan darat negeri zionis resmi menyerang Gaza, Palestina. Mereka disambut meriah dengan rudal-rudal jarak dekat pejuang Hamas (Haraqah Al Muqawamah Al Islamiyah, Gerakan Perlawanan Islam).

Pemimpin Hamas Khalid Misyal dari pos komandonya di Syiria sudah memerintahkan setiap pejuang Hamas melawan. Khalid menjanjikan neraka bagi setiap tentara Israel yang menginjak tanah Gaza. Mengapa Hamas begitu berani ?

Padahal, dari hitung-hitungan matematika pertahanan, kekuatan dua pasukan sangat timpang. Bagai bumi dan langit. Israel Defence Forces (IDF, angkatan bersenjata Israel)�setidaknya berkekuatan 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam, rudal, peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan).

Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau helikopter patroli satu pun. Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin, modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung komando Israel.

Untuk pertahanan anti serangan udara, mereka mengandalkan rudal Rayyan, modifikasi dari rudal SA-7 Rusia yang dulu digunakan Hizbullah (Lebanon) untuk merontokkan helikopter dan UAV Israel.

Tak Percaya Statistik

Tapi, Hamas memang tak pernah percaya statistik. Apalagi cuma di atas kertas. Buktinya, sejak didirikan Syekh Ahmad Yasin pada 14 Desember 1987, Hamas terus membesar.

Untuk melawan Israel, Hamas membentuk sayap militer Brigade Izzudin Al Qassam. Anggotanya harus melalui seleksi superketat. Mereka diambil dari pemuda-pemuda yang lulus ujian akhlak dan keimanan.

Para recruiter Al Qassam, misalnya, akan mencari calon pejuang dari jamaah salat Subuh di masjid-masjid Gaza dan seluruh kawasan Tepi Barat. Pemuda yang tak pernah ketinggalan salat Subuh berjamaah adalah bibit terbaik prajurit Hamas. Jadi, pemuda Palestina yang suka merokok, apalagi bau minuman keras, jangan harap bisa diterima sebagai personel Al Qassam.

Prajurit ikhlas dan bebas maksiat memang jadi modal utama. Sebab, Hamas yakin kemenangan tak semata-mata hitungan senjata, tapi juga faktor "langit". Mereka percaya dengan perlindungan malaikat yang sudah tahu siapa yang bakal unggul. Seperti saat 300 prajurit Nabi Muhammad sukses melawan 1.300 musuh dalam Perang Badar (2 Hijriah).

Sikap itu buah didikan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) yang didirikan Hasan Al Banna di Mesir pada 1948. Syekh Yasin adalah kader IM sejak dipenjara karena ceramahnya pada 1965. Di penjara, putra Palestina asli kelahiran Desa Jaurah, 20 kilometer utara Gaza 1936 itu, bergabung dengan cabang IM Palestina yang berdiri pada 1935. Yasin syahid diterjang rudal Israel pada subuh, 22 Maret 2004.

Maka, pola latihan Al Qasaam juga pengembangan dari Nizham Khash (Biro Khusus) IM yang dibentuk di Kairo, Mesir, 1940. Pada perang Arab-Israel pertama 1948, Nizham mengirim 3.000 prajuritnya melawan Israel. Nizham juga berperan dalam perang Terusan melawan Inggris, 1951. Dalam aktivitas keseharian, Nizham memakai sistem sel tertutup. Satu anggota tak mengenal anggota lain, kecuali dalam satu usroh (grup) yang terdiri atas tujuh sampai 10 orang.

Dalam kitab At Tarbiyah As Siyasiyah 'Inda Jamaah Al Ikhwan Al Muslimin karangan Utsman Abdul Mu'iz Ruslan (diterjemahkan Era Intermedia, Solo, 2000) halaman 575-583, latihan Nizham dijabarkan dengan detail. Di antaranya, mereka mempelajari bela diri, senjata api, perang gerilya, bom dan bahan peledak, topografi, menyelam, serta infiltrasi (penyusupan) militer.

Mereka juga ahli ilmu sandi, terlatih memublikasikan selebaran (propaganda) dan punya data semua institusi Yahudi di Mesir dan Timur Tengah. Selain itu, anggota Nizham mempelajari tafsir Alquran, menghafal 40 hadits Imam Nawawi, berpuasa sunah, dan disiplin membaca Alquran minimal 1 juz per hari.

Sistem Nizham ditiru Al Qassam. Bekal mental penting karena tiap hari mereka diburu pasukan khusus Israel, Sayerat Matkal. Tapi, kematian memang jadi slogan impian tiap anggota Hamas (as syahid asma' amanina). Yang sudah meraihnya akan di-upload di situs resmi www.alqassam.ps.

Selain operasi militer, Hamas berhadapan dengan agen intelijen terhebat sedunia HaMossad leModi'in uleTafkidim Meyuhadim (Mossad). Guru MI5 Inggris dan CIA itu amat piawai menyaru rupa. Seorang agen Mossad bisa tampil bersurban dan berjenggot laksana Syeikh, tapi berceramah tentang hidup damai bersama Israel.

Agen Mossad juga bisa tampil perlente layaknya Bernard Madoff, konglomerat perayu kelas kakap yang sukses menciptakan krisis finansial dunia. Senyum manis ditambah taburan dolar bisa membuat politisi parlemen dan berbagai faksi politik lain di Palestina pecah belah teradu domba.

Untuk melawan Mossad, Hamas mengandalkan dukungan total dari rakyat Palestina. Hamas memang tinggal bersama mereka. Hamas membantu rakyat saat krisis pangan, menjadi guru madrasah anak-anak mereka, dan membangun terowongan jalur penyelundupan bawah tanah Rafah (Mesir)-Gaza agar bayi-bayi Palestina punya susu untuk diminum. Hamas juga santun kepada 3.000 warga Kristiani di Gaza. Tak heran, dalam pemilu pada 25 Januari 2006, Hamas meraup suara terbanyak.

Mereka juga punya koneksi gerakan di luar negeri yang solid. Ulama Hamas Dr Nawwaf Takruri, dosen Universitas An-Najah Nablus, bahkan pernah berceramah di Masjid As Syukur, 200 meter sebelah selatan kantor Graha Pena, Jawa Pos, Jakarta pada November 2007. Dalam perang kali ini, mereka juga dibantu faksi jihad lain di Gaza.

Karena itu, banyak pengamat militer menilai agresi ini bakal sambung menyambung sepanjang 2009. Sebab, kader-kader Hamas di Palestina dan seluruh dunia sudah berjanji tak akan mengerek bendera putih. Mereka yang hanya punya batu akan terus melempar, roket akan terus diluncurkan, dan senjata-senjata selundupan sudah terkokang.

Mereka yang tak bisa datang ke medan perang, akan menyumbang harta, tulisan propaganda, dan doa-doa sepanjang malam. PM Israel Ehud Olmert, Menhan Ehud Barak, dan Menlu Tzipi Livni, tampaknya bakal gigit jari lagi.

*. Ridlwan, wartawan Jawa Pos di Jakarta (email : ridlwan@jawapos.co.id )

SELAMATKAN ANAK-ANAK KITA




Anak adalah investasi masa depan bagi orangtua. Oleh karena itu jika tidak dipersiapkan betul bisa-bisa malah merugikan orangtuanya. Sebagaimana kita berinvestasi di dunia bisnis, seperti itulah kita menginvestasikan anak kita. Orang yang menginvestasikan uangnya di dunia bisnis pasti akan berhati-hati. Ia sangat khawatir jikalau uangnya akan menguap tanpa hasil.
Jika menginvestasikan uang saja kita mesti berhati-hati, mestinya kita akan berlaku ekstra dalam menginvestasikan anak kita. Kita akan berusaha agar uang yang kita keluarkan untuknya (sejak ia dalam kandungan sampai tua) tidak “menguap” sia-sia begitu saja.
Orangtua yang tidak peduli dengan anaknya berarti menghendaki kehancuran diri dan keluarganya. Ia rela mendapatkan kehancuran di dunia dan di akherat. Betapapun ia banting tulang mencari uang untuk anak-anaknya, tanpa secuilpun memberikan perhatian dan kasih sayang pada anaknya, ia pasti menuai kekecewaan di kemudian hari.
Betapa sesungguhnya sang anak tidak hanya butuh uang. Anak tidak hanya butuh materi saja. Tetapi anak butuh segala-galanya dari orangtuanya. Terutama perhatian dan kasih sayang. Sangat disayangkan jika ada orangtua yang berangkat kerja di saat anaknya masih tidur dan pulang kerja di saat anaknya sudah tertidur. Kapan rasa haus akan kasih sayang sang anak akan terobati ?

Gerusan Zaman
Zaman sudah semakin tua. “Kiamat sudah dekat”, begitu kata Dedy Miswar. Ungkapan Dedy Miswar ini memang sejalan dengan sabda Nabi: “Diutusnya aku sebagai Nabi dengan datangnya Hari Kiamat itu seperti ini (beliau mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya).” Kalau Rasul saja sudah bersabda demikian pada seribu empat ratus tahun yang lalu, mestinya saat ini Kiamat sudah tinggal “beberapa hari lagi”.
Banyak sudah tanda-tanda Kiamat yang bermunculan satu demi satu. Kemungkaran yang merajalela tetapi justru didukung. Semangat menjalankan ajaran Islam tetapi justru ditentang dan dicela. Sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah tentang Dajjal. Bahwa api yang dibawa Dajjal justru akan diikuti umat manusia karena dikira air. Dan air yang dibawanya justru akan dijauhi karena dikira api.
Betapa banyak bayi yang lahir dari rahim yang tidak semestinya. Betapa banyak anak yang tidak mengenal siapa bapaknya. Betapa banyak orang yang berbuat dholim tetapi bebas berkeliaran. Betapa banyak anak-anak yang dewasa sebelum saatnya. Terutama kedewasaan nafsu seksualnya.
Dulu kita mudah menemukan orang yang baik akhlaqnya. Dulu kita dengan mudah mendapatkan keramahan orang lain. Tetapi sekarang mendapatkan kemarahan lebih mudah daripada seulas senyuman. Mendapatkan bogem mentah lebih gampang daripada belaian kasih sayang.

Proteksi
Jika dunia sudah seperti ini, apakah kita rela membiarkan anak-anak kita jalan-jalan ke mall tanpa pendampingan? Apakah kita membiarkan anak-anak kita menonton TV sehingga ia diterkam rusaknya budaya dan ajaran yang disiarkan? Apakah kita membiarkan anak kita bermain dengan teman-temannya yang rusak akhlaqnya?
Rumah adalah benteng akhlaq sebuah keluarga. Jika kita menanam kejelekan, kejelekanlah yang akan kita tuai. Jika kita menanam akhlaq mulia, begitulah pula yang akan kita dapatkan. Jika benteng ini sudah hancur, musuh dari manapun akan bebas keluar dan masuk rumah kita.
Oleh karena itu yang perlu dilakukan oleh orangtua adalah:
1. Senantiasa mengontrol sholatnya. Karena sholat adalah perisai diri.
2. Arahkan bagaimana bergaul dan memilih teman yang baik. Hendaknya kita selalu mengontrol siapa teman bermainnya di luar.
3. Temani jika ia pergi ke supermarket atau mall. Karena keramaian adalah tempat yang sangat rawan.
4. Kontrollah selalu isi tas atau kamar pribadinya. Tapi lakukanlah hal ini diluar sepengetahuannya.
5. Temani ia dalam menonton TV dan batasilah jam menontonnya. Jangan lupa buatlah peraturan kapan boleh nonton dan kapan TV harus mati.
6. Jangan pernah lupa berdo’a kepada Allah agar kita dikaruniai anak-anak yang sholih dan sholihah.
Mari selamatkan anak-anak kita dengan.cinta dan kasih sayang. Dekap erat mereka dalam kehangatan pangkuan. Jangan lepaskan! Sebelum mereka tahu ini baik dan ini buruk. Ini tercela dan ini mulia. Ini berbuah dosa dan ini berpahala. Ini membawa ke neraka dan ini membawa ke syurga. Semoga. Amiiin.

PUASA JANGAN HANYA SEKEDAR LAPAR DAN HAUS


Oleh: Muhsin Suny M., S.S.*)

Marhaban Yaa Ramadhan! Selamat datang bulan suci Ramadhan. Tak terasa kita sudah akan bertemu dengan Ramadhan lagi. Dan Subhanallah Ramadhan kali ini jatuh pada tanggal yang cantik. Tanggal 1 Bulan Ramadhan tepat jatuh pada tanggal 1 September. Kita tahu bulan Ramadhan adalah bulan yang ke-9 dalam hitungan tahun Hijriyah. Dan bulan September adalah juga bulan yang ke-9 dalam hitungan tahun Qomariyah. Puasa telah dilaksanakan sejak lama sebelum Nabi Muhammad SAW menerima wahyu puasa. Dalam sejarah agama-agama besar, puasa sudah tidak asing lagi.
Universalitas puasa bisa dimengerti karena esensi dari puasa itu sendiri bukannya "mengerjakan" melainkan "menahan diri", yakni menahan diri dari makan dan minum, tidak melakukan seksualitas di siang hari serta menghindari sikap hewani yang merusak. Dianjurkan pula ibadah pada malam harinya untuk beribadah (qiyamullail). Karena sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, sumber segala rahmat dan kebaikan. Allah memberi keberkahan dan maghfirah. Para Malaikat turun untuk ikut memanjatkan do'a dan pujian agar manusia memperoleh ampunan. Semua pintu kebaikan dibuka lebar-lebar serta semua setan "dibelenggu." Rasulullah mengkhususkan bulan ini sebagai bulan untuk beribadah melampaui bulan-bulan lainnya. Demikian juga para sahabat, mereka saling bergegas dalam amal-amal kebaikan semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
Pada zaman Rasulullah para sahabat berlomba mengkhatamkan bacaan al-Qur’an, terutama pada bulan Ramadhan. Ada yang khatam dalam satu hari (tetapi kemudian dilarang oleh Rasulullah), tiga hari, seminggu, dan satu bulan. Jadi sahabat Rasulullah yang paling “malas” membaca al-Qur’an adalah mereka yang “hanya” bisa khatam dalam satu bulan. Mari kita mencoba melihat diri kita masing-masing. Betapa ternyata untuk meniru sabahat Nabi yang paling malas sekali pun adalah sangat susah. Jangankan satu bulan, seorang teman saya (yang sudah bergelar master dan menjadi dosen di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dengan bangga mengatakan, “saya sampai setua ini belum pernah khatam membaca al-Qur’an.” Naudzubillahi min dzalik.
* * *
Pembaca! Kalau penyakit "rakus dan tamak" menimpa seseorang, akibat dan bahayanya bukan hanya terbatas pada lingkungan kecil tetapi lambat laun akan merambat dalam kehidupan berbangsa sehingga akan menimbulkan semangat kapitalisme yang kemudian bersifat ekspansif, yaitu mengeksploitasi milik orang lain akibat sifat serakahnya tersebut. Sehingga benar apa yang disinyalir Imam Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin-nya bahwa bencana paling besar dalam kehidupan manusia adalah nafsu perut.
Kalau kita melaksanakan puasa, kita akan mengadaptasi diri kita dengan mereka yang berekonomi lemah yang sering merasakan haus dan lapar, sehingga akan timbul rasa kasih sayang dan ketajaman rasa sosial yang akan menjadi pengalaman rohani tersendiri. Mungkinkah kasih sayang tidak tumbuh ketika pemandangan itu terjadi di depan mata kita?
Dalam batas yang paling rendah; setidak-tidaknya kehausan dan kelaparan yang diakibatkan puasa tersebut akan mengingatkan kita pada kaum fakir miskin sehingga termanifestasi dengan sedekah yang banyak sebagai tindakan konkrit dari rasa solidaritas sosial yang nantinya akan menjembatani antara the have dan the have not yang pada titik akhirnya akan tercipta sumber daya manusia yang mempunyai etika dan kepekaan sosial yang tinggi.
Masih banyak hikmah-hikmah lain yang bisa kita petik intisarinya dari pelaksanaan puasa. Semoga bukan hanya sekedar idealisme belaka, melainkan sebuah realitas sepanjang masa setelah menjalani Ramadhan.
Semoga saja kita dapat menjadikan Ramadhan nanti sebagai wadah penggemblengan mental sehingga tercipta kontrol diri yang baik yang akan meluas dampaknya ke masyarakat sehingga puasa bukan hanya memperoleh lapar dan haus saja, agar kita tidak tergolong orang-orang yang disinyalir Nabi SAW :
"Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus."
Tapi kita berharap dengan puasa disamping hikmah yang dikandungnya, yang paling penting adalah semua semata-mata pengabdian kita kepada Allah SWT.

*) Adalah guru & wali kelas VA SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura serta pengelola www.gurugo.blogspot.com

BEASISWA S2

BEASISWA PENDIDIKAN MAGISTER (S2) PEMIKIRAN ISLAM UNTUK
KADER MUBALIGH/DAI DALAM MENGHADAPI GHAZWUL FIKR DAN LIBERALISASI ISLAM
(KERJASAMA MSI-UMS DENGAN DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA, dan networking dengan Insists dan MTDK Muhammadiyah)
Dalam rangka memperkokoh izzul Islam wal Muslimin, dan menghadapi derasnya ghazwul fikr dan lslam Liberal yang meracuni generasi Islam, maka Program Magister Studi Islam Universtas Muhammadiyah Surakarta membuka program pendidikan Muballigh/Da’I tingkat Magister (S2). Program ini disponsori oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat Jakarta networking dengan Insists dan MTDK Muhammadiyah.
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia sebagai pemrakarsa kerjasama ini menyediakan beasiswa selama studi (4 semester) kepada mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi akademik dan administrasi. Seleksi calon peserta meliputi:
1. Seleksi Berkas: kelengkapan persyaratan administrasi akademik, seperti: copy Ijazah dan Transkrip S1, rekomendasi lembaga dakwah (DDII, Muhammadiyah, Yayasan dan Ormas Dakwah Islam), dan bukti aktivitas dakwah dan pembinaan umat yang selama ini dilaksanakan.
2. Seleksi akademik meliputi: (a) test kemampuan Bahasa Arab, (2) test penguasaan Dirasat Islamiyah, (3) test penguasaan problematika dakwah dan tantangan ghazwul fikr, dan (4) Test Potensi Akademik (TPA).
Bagi calon mahasiswa yang tidak lolos seleksi diberi kesempatan untuk mengikuti Program Regular, yang terdiri dari Konsentrasi Pendidikan Islam, Pemikiran Islam, dan Hukum Islam (Fiqh/Ushul FIqh).
Pendaftaran akan dibuka Juli-Agustus 2008 dan perkuliahan akan dimulai bulan September 2008. Bagi yang berminat segera kirimkan CV dan Copy Ijazah ke alamat:
  • H. Adian Husaini, M.A. d/a Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat, Jl. Kramat Raya 45 Jakarta Pusat
Info lebih lanjut hubungi (1) H. Adian Husaini, DDII Pusat/MTDK PP Muhammadiyah Jakarta, no hp. 081319452129, (2) H. Syamsul Hidayat, MSI-UMS/MTDK PP Muhammadiyah Yogyakarta no. hp 08122619749.

Anak Kecil yang Pintar nge-Blog

Kalau Anda berkunjung ke blog yang satu ini, Anda tak akan heran sebab banyak blog yang seperti itu.Tapi Anda akan kaget bila tahu bahwa si pemilik blog ternyata masih anak kecil.Dia masih kelas 5 SD ketika mulai ngeblog di gudang-html.blogspot.com.Hebat kan??

RAPORT MERAH AUDISI FILM KETIKA CINTA BERTASBIH

Saya adalah peserta audisi film Ketika Cinta Bertasbih di Jogjakarta dan di Semarang. Saat ikut audisi di Jogjakarta saya benar-benar tidak menyangka bahwa nasib saya ditentukan oleh waktu hanya 3 menit. Ketika itu dari kelompok saya (peserta audisi dikelompokkan, yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 orang) diambil 3 orang untuk lolos pada babak berikutnya.
Waktu itu saya tidak tahu kenapa saya tidak lolos pada babak pertama. Saya hanya berpikir, barangkali karena saat itu saya belum sempat berakting mengingat waktu yang tiba-tiba saja habis. Tapi saya juga bingung, di kelompok saya ada 2 orang yang pandai berakting tetapi tidak juga lolos. Sehingga saya pun bertanya-tanya, lalu kriteria penilaian yang dilakukan oleh Zak Sorga dkk apa?
Karena penasaran, saya pun ikut lagi di Semarang. Dengan bersusah payah menjangkau Masjid Agung Jawa Tengah (yang letaknya sulit dijangkau itu) saya bercita-cita meramaikan film ini. Siapa tahu wong ndeso seperti saya bisa jadi bintang film. Tapi lagi-lagi saya tidak lolos audisi yang di Semarang ini. Padahal saya sudah maksimal dalam berakting dan bahkan dengan property yang saya persiapkan. Anif dkk hanya meloloskan 2 orang dari kelompok saya yang di Semarang ini.
Setelah keluar dari kompleks Masjid saya baru menemukan jawaban yang mudah-mudahan tepat. Ternyata juri audisi hanya memilih mereka-mereka yang cantik dan tampan saja. Tidak peduli apakah ia bisa berakting ataukah tidak. Nyatanya 3 orang yang lolos dari kelompok saya di Jogja biasa-biasa saja aktingnya, sedangkan yang bagus aktingnya justru tidak lolos (karena memang kebetulan tidak cantik). 3 orang tersebut adalah dua mahasiswi CANTIK dan seorang mahasiswa TAMPAN dari kampus di Jogja.
Sedangkan 2 orang yang lolos di Semarang adalah 2 COWOK TAMPAN. Untuk yang satu memang layak lolos, karena bisa berakting. Tetapi cowok yang satu bahkan bicara pun gagap dan terbata-bata, tapi lagi-lagi karena ia tampan maka ia pun lolos.
So, bagi kamu-kamu yang pingin ikutan audisi film ini and kebetulan terlahir dengan takdir tidak nice looking, jangan bermimpi bisa lolos audisi. Tapi jika kamu kok berwajah tampan or cantik, maju saja pasti dipertimbangkan. Meskipun kamu tidak bisa berakting sekalipun.
Kesimpulan saya, ternyata tidak ada bedanya film islami dengan film non islami. Semuanya bermuara pada eksploitasi fisik. Bagi yang berpenampilan menarik silahkan berbahagia dan yang biasa-biasa saja silahkan jangan jadi artis. Apa betul begitu Kang Abik?

Salam,
Peserta Audisi Jogja dan Semarang.

Sekolah dan Dispenser

Oleh: Muhsin Suny M.

Sekolah menurut saya, adalah bagaikan dispenser. Sedangkan siswa-siswinya adalah bagaikan air. Orangtua, membawa air dalam sebuah gallon dan diletakkan di atas dispenser itu. Lalu, sesuai kebutuhannya, ia akan memencet tombol yang diinginkan. Apakah ia ingin air panas ataukah air dingin? Jika ia memencet tombol merah, maka air panaslah yang akan mengalir. Tetapi jika ia memilih tombol biru maka air dinginlah yang akan keluar.
Panas saja tidak cukup dan tidak enak untuk diminum. Maka ia pun bisa menambahkan sendiri ke dalam air panas itu teh, jahe, kopi, susu, dan sebagainya. Jika kurang manis, ia pun bisa menambahkan gula sesuai selera.
Sedangkan jika ia memilih air dingin, ia bisa saja langsung meminumnya tanpa menambahkan sesuatu di dalamnya. Tetapi tidak seorangpun bisa melarang kalau ia mau menambahkan ke dalam air itu rajangan buah-buahan, parutan kelapa muda, perasan jeruk, dan lain-lain. Tak juga ada yang melarang jika ia memasukkan ke dalamnya bahan-bahan haram seperti ciu, arak, bir, alkohol, dan sebagainya. Adalah terserah baginya mau diapakan air itu. Toh itu adalah air yang dibawa sendiri dari rumah?
Seperti dispenser, demikianlah sekolah difungsikan. Ia hanya bisa menyajikan output sesuai dengan keinginan orangtua. Jikapun sajian itu sudah sesuai dengan keinginan orangtua, bisa saja ia tidak puas dengan sajian itu sehingga ditambahkanlah materi-materi lain ke dalam sajian itu. Dispenser tidak mungkin bisa menghasilkan kopi, jahe, teh, atau susu secara langsung. Ia hanya bisa menghasilkan air panas atau digin. Ia hanya membantu menyiapkan sajian awal. Kita tidak mungkin memaksa sebuah dispenser untuk menyajikan air lezat sesuai dengan keinginan kita. Jadi sangat aneh jika ada seseorang yang menghendaki sebuah dispenser bisa secara otomatis menyajikan kopi, susu, apalagi madu.
Semuanya terserah orangtua. Sebuah institusi bernama sekolah, tidak punya kuasa apapun terhadap anak didiknya. Ia hanyalah sebuah ‘tempat penitipan’ sementara. Daripada sang anak tidak terkontrol di rumah karena orangtuanya bekerja, maka dicarilah sebuah intsitusi yang bisa membantu sang anak mencapai prestasi tertentu sebagaimana keinginan orangtua. Apa keinginan orangtua, begitulah anaknya akan menjadi. Maka tepat sekali apa yang disabdakan oleh Rasulullah:
“Tidak ada bayi yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan suci. Lalu orangtuanya menjadikannya sebagai Yahudi, sebagai Nasrani atau sebagai Majusi”.(HR al-Bukhory).
Dalam hadits di atas dapat kita lihat bahwa yang mampu merubah pribadi sang anak hanyalah orangtuanya, bukan sekolah. Artinya apa? Apapun usaha yang dilakukan oleh sekolah jika tidak didukung oleh orangtuanya di rumah, maka akan sia-sia. Di sekolah, anak mendapatkan pendidikan bahwa sorang anak kecil tidak boleh menonton sinetron remaja dan dewasa. Tetapi di rumah, anak dibiarkan begitu saja melahap tontonan apapun yang diinginkannya. Maka ketika gurunya melarangnya, ia akan berkata, “Orangtuaku sering menonton sinetron itu, jadi aku ikutan menonton. Toh orangtuaku tidak melarangku? Mengapa pak guru melarang saya?”
Pendidikan dari orangtua adalah segala-galanya. Terutama ibunya, sebagai madrasatul ‘ula (sekolah pertama) yang men-tarbiyah (mendidik dan mengasuh) sejak dari dalam kandungan sampai ia tumbuh dewasa. Sekolah tidak berarti apa-apa tanpa dukungan pendidikan di rumah dan lingkungannya. Bisa dibayangkan, seorang anak berada di sekolah paling hanya lima jam (untuk full say school mungkin bisa sampai sembilan jam). Artinya selama sembilanbelas jam (atau limabelas jam untuk yang sekolah di program full day) ia berada di luar sekolah. Selama itu, orangtuanyalah yang bertanggungjawab terhadap pendidikannya.
Di sekolah ia bisa mendapatkan pelajaran bahwa kalau bersalah harus minta maaf, kalau dibantu harus berterimakasih, kalau khilaf (berbuat dosa) harus membaca istighfar. Berlomba minjemin pensil temannya yang tidak membawa. Makan dan minum harus dengan tangan kanan, dan sebagainya. Tetapi sesampainya ia di rumah, pelajaran itu akan menguap begitu saja jika tidak diteruskan oleh orangtua dan lingkungannya. Sehingga apa yang diajarkan di sekolah mentah lagi di rumah. Akhirnya, ia pun ‘tidak pernah matang’.
Jangan sampai di sekolah diajarkan rasa empati kepada sesama temannya, tetapi di rumah ia diajarkan sifat individualis. Di sekolah diajarkan bahwa ketika ada seorang temannya yang mendapatkan musibah, maka yang melihat harus berlomba menolongnya. Karena meraka adalah saudara kita. Tetapi ketika sampai di rumah, pelajaran yang disampaikan jauh berbeda. Lewat benda laknat bernama televisi, anak-anak seolah diajarkan, “Kalau kamu melihat orang lain mendapatkan musibah, kamu hendaknya berkata: kasihaaaaaaaaaan deh lho!” So, rasa empati yang diajarkan di sekolah pun menguap dan yang tumbuh adalah sikap egois.

Dispenser Rusak
Sebagaimana dispenser, sekolah juga bisa rusak. Bagaimana sebuah sekolah bisa dikategorikan sekolah rusak? Sekolah yang rusak adalah sekolah yang hanya berfungsi sebagai tempat ‘bisnis’. Sang guru berangkat dari rumah bukan untuk mentransfer ilmunya, melainkan hanya untuk mencari penghasilan. Setiap hari yang dibicarakan di kantor tetang uang melulu. Mereka tidak pernah melakukan evaluasi apalagi inovasi pengajarannya. Alhasil, pembelajaran kacau. Yang penting target kurikulum tercapai. Masa bodoh dengan murid-muridnya apakah sudah faham dengan ilmu yang diberikan atau tidak.
Sekolah juga bisa disebut rusak jika menghasilkan murid-murid yang timpang. Tidak seimbang antara ilmu dan amalnya, atau tidak balance antara iptek dan imtaqnya. Murid-murid lulusan sekolah seperti ini mungkin pandai sekali berceramah, tetapi gagap dalam beramal. Ilmu bagi mereka hanya untuk diketahui, bukan untuk diamalkan. Sebagian dari mereka juga cerdas duniawinya tetapi sangat rapuh ukhrowinya. Sehingga banyak kita saksikan siswa yang lulus dari sekolah ini terjangkiti stress, padahal IQ-nya sangat tinggi.
Untuk sekolah-sekolah rusak seperti ini tidak ada cara lain yang bisa dilakukan dalam rangka penyelamatannya kecuali men-scan para gurunya. Bagi yang sudah sangat rusak, dengan terpaksa harus diganti guru baru. Tetapi bagi yang masih bisa diperbaiki, mereka harus diformat cara berpikirnya. Bagaimana bahwa menjadi seorang guru itu tidak sekadar mengajar, tetapi juga mendidik dan mengasuh. “Menjadi guru itu laiknya parenting”, kata Shahnaz Haque.

Smart and sholih
Sekolah yang ideal adalah yang menghasilkan seorang murid yang tidak hanya kuat ukhrowinya tetapi juga mapan pengetahuan dunianya. Ia tidak hanya hafal surat-surat atau hadits-hadits tetapi juga pandai mengoperasikan computer. Mereka tidak hanya akrab dengan kitab-kitab kuning, tetapi juga tidak asing dengan internet. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Carilah apa-apa yang diberikan Allah kepadamu berupa rumah akherat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia.”
“Akhlaq adalah segala-galanya,” begitu sabda Nabi. Jadi, kita jangan hanya berkeinginan anak kita menjadi smart saja. Tetapi kita mestinya juga berharap penuh anak-anak kita menjadi generasi yang sholih. Smart n sholih! Itulah yang kita inginkan. Mengapa? Karena orang smart sudah banyak di negeri ini, tetapi orang yang sholih masih sangat jarang. Oleh karena itu, jika anak kita pulang dari sekolah nanti jangan hanya ditanya,” Dapat nilai berapa tadi di sekolah?” Tetapi ia juga mesti ditanya, “Sudah menolong siapa tadi di sekolah?”

Wallahu a’lamu bis showab. Wastaghfirullahal ‘adzim.


*) Tulisan disampaikan pada pertemuan wali murid SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Sabtu, 25 Maret 2007

Mendidik Anak Dengan Asal

Oleh : Muhsin Suny M., S.S.


Sebenarnya, banyak dari kita selaku orangtua belum benar-benar siap mendidik anak. Banyak sekali materi pendidikan yang kita berikan kepada anak hanyalah berbentuk teori. Kita seolah lupa bahwa, teori tanpa praktek adalah kosong. Atau sebagaimana pepatah Arab yang mengatakan, al-‘ilmu bilâ ‘amalin kassyajaroti bilâ tsamarin, ilmu tanpa amal adalah seperti pohon tanpa buah.
Pendidikan yang kita berikan kepada anak kita tidak pernah memiliki konsep yang utuh. Kita seringkali memisahkannya secara parsial. Seperti, kita terlalu percaya dengan pendidikan yang diberikan di sekolah, sehingga kita melepas mereka begitu saja. Ujung-ujungnya, jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, kita lalu menuding sekolah sebagai terdakwa utama yang tidak becus mendidik anak.
Anak adalah sebuah ‘benda’ ajaib. Ia mampu merangkum segala materi pendidikan yang diterima dengan berbagai cara dan dari berbagai segi. Sebagaimana kata Ki Hajar Dewantoro, pendidikan seorang anak meliputi tiga sentra yakni, keluarga, masyarakat, dan sekolah. Akan tetapi menurut saya, sentra itu perlu ditambah satu lagi yakni, televisi.
Bahkan menurut saya, televisi lebih berbahaya daripada masyarakat sekitar kita. Mengapa? Karena televisi memiliki banyak sekali karakter kasar yang tidak bisa kita bendung.
Katakanlah, kita memiliki tetangga yang suka bertindak kasar. Jika kita tidak ingin anak kita meniru perilaku kasar tetangga kita itu, dengan mudah kita bisa melarangnya bermain di sana. Tetapi di dalam kotak ajaib ini terkandung banyak karakter kasar yang tidak bisa kita usir begitu saja.
Kita biasanya kesulitan untuk mengontrol anak kita agar tidak melihat ini atau itu di layar televisi. Padahal, setiap jenis orang masuk ke rumah kita—tanpa permisi—lewat televisi. Orang Jakarta, Surabaya, Medan, Batak, Amerika, Afrika, Australia, bahkan makhluk luar angkasa dan makhluk ghaib pun semua memenuhi ruang keluarga di rumah kita. Mereka memerankan berbagai karakter yang nantinya akan ditiru oleh anak-anak kita. Pasti. Karena keahlian anak adalah meniru apa yang dilihatnya.
Selain itu, dari iklan yang ada di televisi, anak kita sudah terbiasa mengkonsumsi produk-produk asing yang memakai merk lokal. Sebutlah beberapa nama perusahaan milk asing yang memakai merk lokal seperti Danone (Aqua, Biskuat, dll), H.J. Heinz (Kecap ABC), Unilever (Sariwangi, Bango, Taro, dll), Cambell (Helios, Nyam-nyam, dll), Cocacola (Ades, Cocacola, dll), Numico (susu SGM).
Bahkan menurut sumber yang dapat dipercaya, dalam setiap rupiah penghasilan produk-produk keluaran Danone dibelikan peluru untuk membantu bangsa Yahudi dalam membasmi saudara-saudara kita umat Islam di berbagai negara. Artinya jika sampai saat ini kita tetap mengkonsumsi produk mereka, berarti kita juga secara tidak langsung ikut membunuh saudara kita sendiri. Naudzubillah !

Pentingnya Teladan
Pendidikan yang paling baik adalah pendidikan yang diberikan lewat contoh langsung. Lewat teladan yang thayyib anak akan belajar langsung bagaimana bersikap. Jika kita selaku orangtua sudah terbiasa dengan, misalnya, makan dengan tangan kiri, mengunyah makanan atau minum sambil berdiri, maka begitulah anak kita akan menirunya. Percuma kalau kita menyuruh anak kita berbuat baik, padahal kita sendiri baru belajar melakukannya.
Anak adalah cerminan orangtuanya. Ibarat CD yang kosong, orangtua bebas mengisinya dengan apapun. CD itu bisa diisi data-data penting, ayat-ayat kauniyah, bahkan sampai—naudzubillah—adegan porno. Anak akan pasrah begitu saja mengikuti apa mau kita. Maka tidak heran kalau Nabi saw bersabda :
“Tidak ada bayi yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (Shohih Bukhary hadits nomor 1270)
Orangtua yang biasa berkata kasar dan suka marah-marah di rumah maka kelak anaknya pun akan meniru bagaimana cara berkata kasar dan marah orangtuanya.
Nabi adalah contoh yang paling baik dalam hal mendidik anak. Jangankan marah, berlaku kasar kepada anakpun beliau tidak pernah.
Suatu hari Rasulullah pernah menggendong anak seorang sahabat. Tiba-tiba ketika digendong itu, anak tersebut kencing, sehingga mengenai baju Rasulullah. Seketika sang ibu anak tersebut, mengambilnya dengan kasar. Ibu itu jengkel dan malu karena anaknya sudah ‘mengencingi’ Rasulullah.
Tetapi bagaimana reaksi Rasulullah? Beliau justru membela si anak dan mengkritik perilaku ibunya. Beliau berkata : “Kencing ini bisa dengan mudah aku cuci dengan air, tetapi perlakuanmu yang kasar itu akan diingat terus oleh anakmu.”

Popok Ajaib
Popok ajaib atau disebut juga dengan diapers adalah benda yang sangat dipuja-puja oleh para ibu. Mengapa ? Karena popok ajaib itu selalu ikhlas dipipisi—bahkan di-e’e’-i—bayi kapan saja si bayi mau.
Dengan popok ajaib itu si ibu tidak perlu repot-repot mengganti celana bayi yang terkena pipis. Dengan popok ajaib itu juga si ibu juga selalu tenang menggendong si bayi kapan saja, karena ia tidak khawatir dipipisi oleh bayinya.
Akan tetapi dibalik ‘keajaiban’ itu ternyata terkandung pelajaran buruk. Pertama, dengan menggunakan popok ajaib, berarti kita telah mentoleransi najis. Padahal salah satu penyebab siksa kubur adalah karena tidak membersihkan bekas kencing di kemaluan.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa : “Pada suatu hari Rasulullah melalui dua kubur; Rasul saw menerangkan bahwa kedua isi kubur itu sedang disiksa, bukan karena mengerjakan perbuatan (dosa) yang besar. Yang seorang disiksa karena tidak membersihkan kencing dan yang seorang lagi karena memfitnah.” (HR. al-Jama’ah)
Hadits ini, menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqi menunjuk kepada najisnya kencing manusia dan mewajibkan kita menjauhkan diri daripadanya, yakni membersihkan diri dan menyatakan bahwa membasuh kencing itu perbuatan yang tidak boleh disepelekan. Karena tidak membasuhnya akan membawa pelakunya kepada azab yang pedih.
Memang hadits ini bukan untuk bayi. Tetapi pendidikan mengenai kesucian dan kebersihan sebagai bagian dari pendidikan kepribadian dimulai semenjak mereka masih bayi. Adalah kewajiban kita untuk mendidiknya dalam menghayati kesucian dan kebersihan, untuk dirinya sendiri maupun masyarakat yakni antara lain dengan rela untuk dipipisi.
Hendaknya kita dengan rela menceboki anak kita dan mensyukuri nikmat Allah walaupun harus menggunakan tangan kita yang bersih dan halus (karena memakai lotion). Jadi bukannya dengan menyerahkan kepada diapers yang akan mengajarkan kepada anak untuk mentoleransi najis.
Selain mengajarkan kepada anak untuk mentoleransi najis, terutama bagi kakak si bayi yang sudah mulai mengerti, diapers yang menampung dan meresap pipis bayi juga memiliki beberapa kekurangan lain. Pertama, kesempatan untuk mengasah kepekaan orangtua—terutama ibu—menjadi kurang. Ibu tidak bisa merasakan kepekaan kapan anaknya akan pipis atau Be A Be dari melihat isyarat non verbalnya, misalnya perubahan ekspresi wajah anak.
Kedua, pemakaian diapers mengurangi kesempatan anak untuk belajar mengendalikan diri (‘iffah) sebagai bagian dari pendidikan kepribadian. Anak dimanja untuk membuang kotoran kapan saja dia mau, tanpa perlu belajar disiplin dan mengendalikan keinginan. Jika untuk membuang kotoran saja ia tidak belajar mengendalikan keinginan; jika dalam masalah ini saja anak belajar untuk tidak malu dan risih, maka bagaimana ia belajar terhadap hal-hal yang lebih besar ?

Ketiga, kita dengan tega-teganya menghambur-hamburkan uang untuk barang yang lebih fana dan lebih merusak lingkungan di saat belasan orang di Gunung Kidul Yogyakarta harus mati bunuh diri karena putus asa menghadapi kekeringan.
Perlu diketahui bahwa pada setiap diapers yang Anda pakaikan kepada anak, dibutuhkan resin polietilen (sejenis plastik) untuk membuat lapisan anti bocor pada dasar popok agar tidak merembes sampai ke baju ibunya. Lapisan plastik ini baru akan hancur setelah 300 sampai 500 tahun kemudian !!! Jadi, kalau Anda membuang sebuah diapers hari ini, maka ketika Indonesia sudah 100 kali berganti presiden, diapers itu belum rusak. Masya Allah !


Penulis adalah Guru SDIT Muhammadiyah al-Kautsar Gumpang Kartasura Solo Jawa Tengah
Daftar Bacaan :
Abu Al-Ghifari, Perangkap Yahudi, Bandung : Mujahid Press, 2003.
Anif Punto Utomo, NEGARA KULI : Apa lagi yang kita punya ?, (Jakarta : Penerbit Republika, Desember 2004).
Kutubut Tis’ah
M. Fauzil Adhim, Tidak Setiap Kita Siap Mendidik Anak, Yogyakarta 2 Oktober 1997.
Majalah Ummi, No. 04/XI Agustus-September 1999/1420 H.
Muhsin Suny M, Bermain Yes !, Nonton TV No!, Solo, 3 Oktober 2004.

Kurang Gerak Bahayakan Otot

Kurang gerak dapat membuat otot penyangga dan pelindung tulang belakang menjadi lemah. Hal itu terungkap setelah peneliti asal Australia melakukan pemantauan terhadap sebuah kelompok responden berisikan 19 pemuda. Mereka menghabiskan delapan minggu di tempat tidur.

Bahaya yang sama juga menghantui mereka yang terlalu lama menonton televisi atau bekerja di depan komputer. Sakitnya dikatakan sama hebatnya dengan cedera fisik. Pada penelitian sebelumnya terungkap kasus yang paling sering terjadi adalah sakit pada punggung bagian bawah.

Pada orang-orang dengan deskripsi aktivitas tadi, otot penyangga tulang belakangnya tidak aktif. Dalam beberapa kasus dua set otot malah tidak bekerja. Sekitar 15 persen kasus disebabkan oleh kerja angkat berat, pukulan cambuk, dan salah urat.

Meski begitu, bagi kebanyakan orang penyebab sakit di bagian punggung bawah tetap menjadi misteri. Terlebih setelah dokter tidak berhasil mencari penyebabnya. Berdasarkan penelitian teranyar ini kemungkinan besar rasa sakit itu datang dari kurang gerak dalam kurun waktu yang lama.

“Soalnya, otot lunak dan tulang perlu dilatih agar vitalitasnya terjaga,” kata Robert Moor dari Adelaide Centre Spinal Research.

Peneliti dari University of Queensland melihat orang yang menghabiskan waktu delapan minggu di kasur memliki masalah otot yang sama dengan pasien sakit punggung bagian bawah. Lewat Magnetic Resonance Imaging (MRI) terlihat jelas otot tulang belakang mereka sudah tidak aktif.

“Memulihkannya kembali bukanlah pekerjaan mudah,” kata Juli Hides, anggota tim peneliti.
Pemulihan otot agar menjadi aktif, lanjut Hides, tidak bisa dilakukan hanya dengan mulai berlatih. Beberapa responden yang dipantau berlatih selama enam minggu malah belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. “Temuan ini sangat masuk akal,” komentar Moor.

Sumber Republika : Sabtu, 28 Agustus 2004

Kebebasan Ada Batasnya


JAKARTA-Kaum liberal-radikal di Indonesia bisa lebih liberal dari sumbernya di dunia Barat. Misalnya, dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi, di sini cenderung over acting dan menghina intelektualitas dengan menghendaki tiada batas serta menafikan moralitas. Padahal di barat, masyarakatnya sadar betul bahwa kebebasan ada batasnya sehingga mereka mau mawas diri dengan membuat pagar-pagar tentang kebebasan berekspresi.

Demikian benang merah diskusi tentang kebebasan berekspresi terkait dengan maraknya tayangan televisi dan film di Indonesia yang cenderung destruktif, di Jakarta, Kamis (2/9). Diskusi diselenggarakan Forum Budaya Nusantara, dengan pembicara Ade Armando (Komisi Penyiaran Indonesia/KPI), Imam Tantowi (sutardara), Imran Hanafi (Gerakan Peduli moral bangsa/GPMB), Erna Libi (artis), dan moderator Taufa B Nahrawardaya (Indonesian Crime Analysis Forum/ICAF).
Ade Armando mengemukakan, Indonesia masih jauh dari peradaban modern yang benar. Di negara paling liberal, seperti Amerika, pun pada titik tertentu, kebebasan berekspresi menghadapi pembatasan. “Seniman kita harusnya pada sadar bahwa tidak ada kebebasan berkespresi di dunia ini yang boleh mengekspresikan apa pun,” katanya.

Imran Hanafi berharap pemerintah tidak lepas tangan. Tetapi, ikut menengahi dan bersikap tegas terhadap tayangan yang merusak moral dan budaya luhur bangsa. “Sehingga, masyarakat tidak perlu berkonflik untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya.

Imam Tantowi yang sudah membidani 400-an film dan sinetron, mengatakan, produk hiburan untuk televisi dan film mestinya dibuat dengan kreativitas tinggi. Tidak mengeksploitasi selera rendahan.
“Tapi umumnya, kreativitas yang dituntut adalah kreativitas produser yang semangatnya hanya supaya film laku,” kata sutradara yang berani menolak membuat adegan seks.

Tuntutan produser juga tergantung pada sikap sutradara dan pemain. Namun, bagi pendatang baru yang sedang membangun eksistensi, seringkali menyerah pada tuntutan tersebut.
“Kalau menolak, mereka bisa tidak mendapat uang atau diusir produser,” kata Imam.
Ia pernah bertanya pada produser yang hobi membuat adegan pornografi dan pornoaksi. Apakah anaknya diblehkan menonton filmnya itu? Dijawab si produser bahwa ia melarang anaknya untuk menonton.

“Jadi, anak sendiri dilarang, tapi anak orang lain dibuatnya rusak dengan film yang dibuatnya.”
Ade menambahkan, pornografi sudah menjadi asalah dunia. Protes berlangsung dimana-mana. Mereka melancarkan penolakan terhadap eksploitasi seks lewat media massa, televisi, dan film. Ironisnya, sejak 2001, Indonesia ada yang menyebut sebagai surga kedua pornografi setelah Rusia.
“Bukan berarti seks itu buruk. Tapi, jika dieksploitasi lewat media, bisa berefek negatif terhadap masyarakat, terutama perempyuan yang selalu menjadi objeknya,” tutur Ade.

Film Buruan Cium Gue, dinilai Ade melulu mengeksploitasi masalah seks lewat perkataan dan adegan ciuman kaum remaja. Maka, film produksi Multivision Plus ini, layak mendapat protes dari masyarakat yang peduli pada moral bangsa.

“Protes yang dilakukan Aa Gym merupakan embrio untuk gerakan moral masyarakat di masa depan. Ini tidak akan mengancam kebebasan berkespresi yang sehat,” katanya.
Sekitar empat tahun terakhir, menurut Ade, film nasional sebenarnya mengalami kebangkitan dengan kualitas yang tidak mengecewakan. Namun, kehadiran BCG telah merusak prestasi film-film sebelumnya yang diterima oleh masyarakat.

Produser BCG dianggapnya terjun dengan mendompleng dan memanfaat kemajuan dunia film nasional yang laku di pasar. Tetapi, dia tidak berangkat dari awal dengan siap merugi untuk membangun situasi kondusif dunia perfilman.
Sumber : Republika Jum’at, 3 September 2004
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Guru GO! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger